Minggu, 01 Mei 2016

Sabtu, 03 Mei 2014

Sadarlah dan Jangan Kembali


Hahahahahahahaha tolong sadar. Sadarlah. Apa yang kamu katakan saat ini bagaikan sebuah nasi yang terbengkalai selama dua hari. Basi.

Apa kamu tak sadar apa yang telah kamu lakukan? Berpura-pura sayang, tetapi jauh di sana, kamu kembali padanya. Kembali pada seseorang yang telah menyakitimu sebelum kamu milikku. Iya, mantanmu. Berpura-pura perhatian, tetapi kamu berkelana bersamanya. Berpura-pura cinta, tetapi kamu menaruh seluruh hati padanya.

Hebat sekali kamu. Dapat bertahan dengan berlindung pada kepura-puraan. Berteduh pada seluruh kebohongan. Dan bernaung di atas kemunafikan.

Kamu bilang, aku yang tersayang.
Kamu bilang, aku yang terindah.
Kamu bilang, aku yang terbaik.
Kamu bilang, aku paling membahagiakan.
Kamu bilang, aku paling spesial.
Kamu bilang, aku tidak ada duanya.
Kamu bilang, aku jauh lebih baik darinya.
Dan aku, aku termakan oleh segala omong kosongmu. Bodoh sekali bukan?

Rasanya aku hanya dianggap sebatang pohon. Untukmu bersandar dari kelelahan hatimu. Untukmu berteduh dari derasnya sepimu. Dan untukmu melampiaskan atas kesakitanmu.

Terimakasih untuk kebohongan ini. Terimakasih atas sakit ini. Terimakasih untuk pelajaran ini. Terimakasih atas perih ini. Terimakasih untuk dan atas semuanya.

Apakah kamu belum sadar? Setelah kamu melakukan itu semua tanpa rasa dosa?

Sekarang, kamu merangkai kata indah bahwa kamu masih menginginkanku. Menyusun kalimat ironi bahwa kamu merasa sepi nan sendiri. Menulis bait dusta bahwa kamu menyesal melakukan itu semua. Dan mencipta puisi cinta bahwa kamu akan selalu ada. Semua yang kamu katakan lebih dari sebuah bualan basi dengan seribu bumbu omong kosong.

Tolong, jangan kembali. Jangan pernah mencoba kembali. Biarkan aku merasa tenang. Biarkan aku mengobati luka ini. Dan biarkan orang lain mengisi kekosongan ini.

Aku mohon. Jangan pernah kembali.

Jumat, 11 April 2014

Tentang Aku dan Kamu



Aku benci merindukan kamu.

Tetapi, aku lebih benci lagi ketika sadar aku bukan lagi siapa-siapamu. Satu hal yang menyakitkan dari sebuah perpisahan yang tidak baik-baik adalah ketika rindu tak lagi bisa disampaikan. Semuanya terhalang jeruji-jeruji benci semu. Berkali-kali aku mencoba lari. Lari dari kenyataan yang menghampiri, semuanya sia-sia.

Kamu pergi, tak apa. Aku sempat putuskan untuk mencari lagi. Mencari sosok seperti kamu yang dulu ada di hati. Hingga aku sadar rasa apa yang kini ada dalam benak diri. Rasa mati. Semuanya, hanya rasa mati.

Jika kamu tahu, semua yang aku perjuangkan ini telah menyebabkan luka di banyak hati. Aku mencari bayangmu dalam wujud orang lain. Aku mencari cintamu dalam hati yang lain. Dan jika kamu akhirnya membaca ini. Ketahuilah, aku sudah benar-benar pergi.

Mungkin, banyak yang lebih baik darimu, tapi tak akan ada yang sepertimu. Kenyataan itu yang sekarang menghampiri aku dan akhirnya aku bekap rasa sakit ini, berharap semuanya berlalu. Semoga bayangmu tak lagi menjadi bayang semu. Tapi biarkan semuanya berlalu. 

Tentang aku dan kamu.




-Dara Prayoga-

Selasa, 04 Februari 2014

Hujan, Rindu dan Kamu




Hujan. Kau tahu? Aku senang ketika hujan tiba. Mengapa? Karena disetiap setitik rintik hujan membawa sejuta kerinduan. Cobalah, hitung saja berapa kerinduan yang membuncah saat hujan tiba semalam penuh? Mungkin alampun takkan sanggup menghitungnya. Tapi aku bisa merasakannya.

Hujan dan rindu. Dua kata menyatu. Menghasilkan puing-puing kesepian. Tapi sungguh, hujan dan rindu dapat mengobati setiap kesepian secara sempurna.

Aku senang merindukanmu. Merindumu, mampu mendekatkan aku dan kamu tanpa jarak, walau sebenarnya ada berjuta-juta jarak fana di antara aku dan kamu.

Kau tahu?
Aku rindu kamu. Aku rindu kita. Walau aku dan kamu tak pernah dan tak akan menjadi kita. Tapi aku rindu pertemuan kita. Aku rindu percakapan kita. Aku rindu kebersamaan kita. Aku rindu candamu. Aku rindu tawamu. Aku rindu senyummu. Aku rindu. Kamu. Sekali lagi. Aku rindu, kamu. Mengertilah.

Aku memang terlalu melankolis. Mengucap kata puitis romantis, omong kosong. Tapi percayalah, rindu ini tak pernah kosong.

Aku memang terlalu klise. Berkali-kali merindu pada hujan. Dan menghujan dalam rindu. Omong kosong.

Percayalah. Ini rindu. Bukan hujan. Ini selamanya. Bukan sesaat. Ini nyata. Bukan maya.
Tapi rindu dan hujan selalu sama.
Menanti keindahan pada waktunya. Sebuah pertemuan dan selengkung pelangi.
Apalagi? Sudah cukup, bukan?

Aku rindu, kepada hujan.





Salam,             

-Perindu Hujan-

Senin, 27 Januari 2014

Something has Happened

“You say you love rain, but you use an umbrella to walk under it. You say you love sun, but you seek shade when it is shining. You say you love wind, but when it comes you close your windows. So that's why I'm scared when you say you love me.

-Bob Marley-





Did you already know?
Did you already understand?
Did you?

I never believe what you say
I just believe what you real do
I never know what you mean
I just know what you try

Why?
Because I'm too scared
Because you too often lied
Because you and I... never be us

You, was made the biggest mistake
Something has happened

Get hurt and made ​​me feel small in this world
Disappointed and made ​​me give up for the fight
Betrayed and made ​​me not trust to each others
Fell many times and made ​​me fear to get up again

Something has happened
Bad things
Nothing
Or everything?

You were the only know

Minggu, 01 Mei 2016

Sabtu, 03 Mei 2014

Sadarlah dan Jangan Kembali


Hahahahahahahaha tolong sadar. Sadarlah. Apa yang kamu katakan saat ini bagaikan sebuah nasi yang terbengkalai selama dua hari. Basi.

Apa kamu tak sadar apa yang telah kamu lakukan? Berpura-pura sayang, tetapi jauh di sana, kamu kembali padanya. Kembali pada seseorang yang telah menyakitimu sebelum kamu milikku. Iya, mantanmu. Berpura-pura perhatian, tetapi kamu berkelana bersamanya. Berpura-pura cinta, tetapi kamu menaruh seluruh hati padanya.

Hebat sekali kamu. Dapat bertahan dengan berlindung pada kepura-puraan. Berteduh pada seluruh kebohongan. Dan bernaung di atas kemunafikan.

Kamu bilang, aku yang tersayang.
Kamu bilang, aku yang terindah.
Kamu bilang, aku yang terbaik.
Kamu bilang, aku paling membahagiakan.
Kamu bilang, aku paling spesial.
Kamu bilang, aku tidak ada duanya.
Kamu bilang, aku jauh lebih baik darinya.
Dan aku, aku termakan oleh segala omong kosongmu. Bodoh sekali bukan?

Rasanya aku hanya dianggap sebatang pohon. Untukmu bersandar dari kelelahan hatimu. Untukmu berteduh dari derasnya sepimu. Dan untukmu melampiaskan atas kesakitanmu.

Terimakasih untuk kebohongan ini. Terimakasih atas sakit ini. Terimakasih untuk pelajaran ini. Terimakasih atas perih ini. Terimakasih untuk dan atas semuanya.

Apakah kamu belum sadar? Setelah kamu melakukan itu semua tanpa rasa dosa?

Sekarang, kamu merangkai kata indah bahwa kamu masih menginginkanku. Menyusun kalimat ironi bahwa kamu merasa sepi nan sendiri. Menulis bait dusta bahwa kamu menyesal melakukan itu semua. Dan mencipta puisi cinta bahwa kamu akan selalu ada. Semua yang kamu katakan lebih dari sebuah bualan basi dengan seribu bumbu omong kosong.

Tolong, jangan kembali. Jangan pernah mencoba kembali. Biarkan aku merasa tenang. Biarkan aku mengobati luka ini. Dan biarkan orang lain mengisi kekosongan ini.

Aku mohon. Jangan pernah kembali.

Jumat, 11 April 2014

Tentang Aku dan Kamu



Aku benci merindukan kamu.

Tetapi, aku lebih benci lagi ketika sadar aku bukan lagi siapa-siapamu. Satu hal yang menyakitkan dari sebuah perpisahan yang tidak baik-baik adalah ketika rindu tak lagi bisa disampaikan. Semuanya terhalang jeruji-jeruji benci semu. Berkali-kali aku mencoba lari. Lari dari kenyataan yang menghampiri, semuanya sia-sia.

Kamu pergi, tak apa. Aku sempat putuskan untuk mencari lagi. Mencari sosok seperti kamu yang dulu ada di hati. Hingga aku sadar rasa apa yang kini ada dalam benak diri. Rasa mati. Semuanya, hanya rasa mati.

Jika kamu tahu, semua yang aku perjuangkan ini telah menyebabkan luka di banyak hati. Aku mencari bayangmu dalam wujud orang lain. Aku mencari cintamu dalam hati yang lain. Dan jika kamu akhirnya membaca ini. Ketahuilah, aku sudah benar-benar pergi.

Mungkin, banyak yang lebih baik darimu, tapi tak akan ada yang sepertimu. Kenyataan itu yang sekarang menghampiri aku dan akhirnya aku bekap rasa sakit ini, berharap semuanya berlalu. Semoga bayangmu tak lagi menjadi bayang semu. Tapi biarkan semuanya berlalu. 

Tentang aku dan kamu.




-Dara Prayoga-

Selasa, 04 Februari 2014

Hujan, Rindu dan Kamu




Hujan. Kau tahu? Aku senang ketika hujan tiba. Mengapa? Karena disetiap setitik rintik hujan membawa sejuta kerinduan. Cobalah, hitung saja berapa kerinduan yang membuncah saat hujan tiba semalam penuh? Mungkin alampun takkan sanggup menghitungnya. Tapi aku bisa merasakannya.

Hujan dan rindu. Dua kata menyatu. Menghasilkan puing-puing kesepian. Tapi sungguh, hujan dan rindu dapat mengobati setiap kesepian secara sempurna.

Aku senang merindukanmu. Merindumu, mampu mendekatkan aku dan kamu tanpa jarak, walau sebenarnya ada berjuta-juta jarak fana di antara aku dan kamu.

Kau tahu?
Aku rindu kamu. Aku rindu kita. Walau aku dan kamu tak pernah dan tak akan menjadi kita. Tapi aku rindu pertemuan kita. Aku rindu percakapan kita. Aku rindu kebersamaan kita. Aku rindu candamu. Aku rindu tawamu. Aku rindu senyummu. Aku rindu. Kamu. Sekali lagi. Aku rindu, kamu. Mengertilah.

Aku memang terlalu melankolis. Mengucap kata puitis romantis, omong kosong. Tapi percayalah, rindu ini tak pernah kosong.

Aku memang terlalu klise. Berkali-kali merindu pada hujan. Dan menghujan dalam rindu. Omong kosong.

Percayalah. Ini rindu. Bukan hujan. Ini selamanya. Bukan sesaat. Ini nyata. Bukan maya.
Tapi rindu dan hujan selalu sama.
Menanti keindahan pada waktunya. Sebuah pertemuan dan selengkung pelangi.
Apalagi? Sudah cukup, bukan?

Aku rindu, kepada hujan.





Salam,             

-Perindu Hujan-

Senin, 27 Januari 2014

Something has Happened

“You say you love rain, but you use an umbrella to walk under it. You say you love sun, but you seek shade when it is shining. You say you love wind, but when it comes you close your windows. So that's why I'm scared when you say you love me.

-Bob Marley-





Did you already know?
Did you already understand?
Did you?

I never believe what you say
I just believe what you real do
I never know what you mean
I just know what you try

Why?
Because I'm too scared
Because you too often lied
Because you and I... never be us

You, was made the biggest mistake
Something has happened

Get hurt and made ​​me feel small in this world
Disappointed and made ​​me give up for the fight
Betrayed and made ​​me not trust to each others
Fell many times and made ​​me fear to get up again

Something has happened
Bad things
Nothing
Or everything?

You were the only know

Minggu, 01 Mei 2016

Sabtu, 03 Mei 2014

Sadarlah dan Jangan Kembali


Hahahahahahahaha tolong sadar. Sadarlah. Apa yang kamu katakan saat ini bagaikan sebuah nasi yang terbengkalai selama dua hari. Basi.

Apa kamu tak sadar apa yang telah kamu lakukan? Berpura-pura sayang, tetapi jauh di sana, kamu kembali padanya. Kembali pada seseorang yang telah menyakitimu sebelum kamu milikku. Iya, mantanmu. Berpura-pura perhatian, tetapi kamu berkelana bersamanya. Berpura-pura cinta, tetapi kamu menaruh seluruh hati padanya.

Hebat sekali kamu. Dapat bertahan dengan berlindung pada kepura-puraan. Berteduh pada seluruh kebohongan. Dan bernaung di atas kemunafikan.

Kamu bilang, aku yang tersayang.
Kamu bilang, aku yang terindah.
Kamu bilang, aku yang terbaik.
Kamu bilang, aku paling membahagiakan.
Kamu bilang, aku paling spesial.
Kamu bilang, aku tidak ada duanya.
Kamu bilang, aku jauh lebih baik darinya.
Dan aku, aku termakan oleh segala omong kosongmu. Bodoh sekali bukan?

Rasanya aku hanya dianggap sebatang pohon. Untukmu bersandar dari kelelahan hatimu. Untukmu berteduh dari derasnya sepimu. Dan untukmu melampiaskan atas kesakitanmu.

Terimakasih untuk kebohongan ini. Terimakasih atas sakit ini. Terimakasih untuk pelajaran ini. Terimakasih atas perih ini. Terimakasih untuk dan atas semuanya.

Apakah kamu belum sadar? Setelah kamu melakukan itu semua tanpa rasa dosa?

Sekarang, kamu merangkai kata indah bahwa kamu masih menginginkanku. Menyusun kalimat ironi bahwa kamu merasa sepi nan sendiri. Menulis bait dusta bahwa kamu menyesal melakukan itu semua. Dan mencipta puisi cinta bahwa kamu akan selalu ada. Semua yang kamu katakan lebih dari sebuah bualan basi dengan seribu bumbu omong kosong.

Tolong, jangan kembali. Jangan pernah mencoba kembali. Biarkan aku merasa tenang. Biarkan aku mengobati luka ini. Dan biarkan orang lain mengisi kekosongan ini.

Aku mohon. Jangan pernah kembali.

Jumat, 11 April 2014

Tentang Aku dan Kamu



Aku benci merindukan kamu.

Tetapi, aku lebih benci lagi ketika sadar aku bukan lagi siapa-siapamu. Satu hal yang menyakitkan dari sebuah perpisahan yang tidak baik-baik adalah ketika rindu tak lagi bisa disampaikan. Semuanya terhalang jeruji-jeruji benci semu. Berkali-kali aku mencoba lari. Lari dari kenyataan yang menghampiri, semuanya sia-sia.

Kamu pergi, tak apa. Aku sempat putuskan untuk mencari lagi. Mencari sosok seperti kamu yang dulu ada di hati. Hingga aku sadar rasa apa yang kini ada dalam benak diri. Rasa mati. Semuanya, hanya rasa mati.

Jika kamu tahu, semua yang aku perjuangkan ini telah menyebabkan luka di banyak hati. Aku mencari bayangmu dalam wujud orang lain. Aku mencari cintamu dalam hati yang lain. Dan jika kamu akhirnya membaca ini. Ketahuilah, aku sudah benar-benar pergi.

Mungkin, banyak yang lebih baik darimu, tapi tak akan ada yang sepertimu. Kenyataan itu yang sekarang menghampiri aku dan akhirnya aku bekap rasa sakit ini, berharap semuanya berlalu. Semoga bayangmu tak lagi menjadi bayang semu. Tapi biarkan semuanya berlalu. 

Tentang aku dan kamu.




-Dara Prayoga-

Selasa, 04 Februari 2014

Hujan, Rindu dan Kamu




Hujan. Kau tahu? Aku senang ketika hujan tiba. Mengapa? Karena disetiap setitik rintik hujan membawa sejuta kerinduan. Cobalah, hitung saja berapa kerinduan yang membuncah saat hujan tiba semalam penuh? Mungkin alampun takkan sanggup menghitungnya. Tapi aku bisa merasakannya.

Hujan dan rindu. Dua kata menyatu. Menghasilkan puing-puing kesepian. Tapi sungguh, hujan dan rindu dapat mengobati setiap kesepian secara sempurna.

Aku senang merindukanmu. Merindumu, mampu mendekatkan aku dan kamu tanpa jarak, walau sebenarnya ada berjuta-juta jarak fana di antara aku dan kamu.

Kau tahu?
Aku rindu kamu. Aku rindu kita. Walau aku dan kamu tak pernah dan tak akan menjadi kita. Tapi aku rindu pertemuan kita. Aku rindu percakapan kita. Aku rindu kebersamaan kita. Aku rindu candamu. Aku rindu tawamu. Aku rindu senyummu. Aku rindu. Kamu. Sekali lagi. Aku rindu, kamu. Mengertilah.

Aku memang terlalu melankolis. Mengucap kata puitis romantis, omong kosong. Tapi percayalah, rindu ini tak pernah kosong.

Aku memang terlalu klise. Berkali-kali merindu pada hujan. Dan menghujan dalam rindu. Omong kosong.

Percayalah. Ini rindu. Bukan hujan. Ini selamanya. Bukan sesaat. Ini nyata. Bukan maya.
Tapi rindu dan hujan selalu sama.
Menanti keindahan pada waktunya. Sebuah pertemuan dan selengkung pelangi.
Apalagi? Sudah cukup, bukan?

Aku rindu, kepada hujan.





Salam,             

-Perindu Hujan-

Senin, 27 Januari 2014

Something has Happened

“You say you love rain, but you use an umbrella to walk under it. You say you love sun, but you seek shade when it is shining. You say you love wind, but when it comes you close your windows. So that's why I'm scared when you say you love me.

-Bob Marley-





Did you already know?
Did you already understand?
Did you?

I never believe what you say
I just believe what you real do
I never know what you mean
I just know what you try

Why?
Because I'm too scared
Because you too often lied
Because you and I... never be us

You, was made the biggest mistake
Something has happened

Get hurt and made ​​me feel small in this world
Disappointed and made ​​me give up for the fight
Betrayed and made ​​me not trust to each others
Fell many times and made ​​me fear to get up again

Something has happened
Bad things
Nothing
Or everything?

You were the only know