Sabtu, 13 Oktober 2012

Kamu

Satu kata, kamu. Aku tak tau harus mengartikan apa dari kata itu. Yang kutahu, kamu adalah kamu. Kamu yang kupikirkan saat ini. Kamu yang menjadi bayang-bayang diotakku. Bukannya malam ini aku belajar mempelajari rumus matematika atau fisika yang rumit dan membosankan itu, tetapi aku malah sedang menghabiskan waktu untuk memikirkanmu yang menurut orang berpendidikan itu tak penting, sama sekali. Aku bingung apa yang aku pikirkan saat ini. Mungkin namamu, wajahmu, ataupu hanya kamu. Kurasa kamu belum cukup paham untuk memahami kata-kata yang kutulis yang bahkan aku sendiripun tak mengerti.

Dalam bayangan fana, aku memikirkan apa yang harus kulakukan. Aku belum cukup dewasa untuk memikirkan ini. Dewasa memang pilihan, tapi aku tak bisa memilih untuk menjadi dewasa. Karna pengaruh umurku atau pengaruh apapun, aku tak tau. Aku merasa aku tidak ingin dewasa. Aku ingin menjadi anak-anak. Anak-anak yang penuh kebahagian, keceriaan, dan hal-hal yang kau pikirkan lainnya saat kecil. Karna menurutku menjadi dewasa itu penuh resiko. Besar tanggung jawab, ketepatan memimilih sesuatu dan hal-hal suram lainnya. Sisi lain mengajakku untuk menjadi dewasa. Aku mencoba, dan aku gagal. Aku merasa dewasa itu berjalan sesuai waktu. Entah waktu nyata ataupun fana..

Bahkan baru saja aku membahas yang berbeda dengan judul dan topik yang ku tulis. Kau bisa bilang ini bukti bahwa aku tak bisa memegang satu topik, topik dalam prinsip ataupun pilihan. Aku ingin kembali membahas 'kamu'. Bukan membahas dunia kedewasaan yang penuh resiko suram itu. Kamu. Aku terdiam sejenak. Memikirkan. Memahami. Dan mengartikannya. Seketika hening, dan aku gagal. Kamu, aku bingung dengan apa yang kutulis. Aku hanya meluapkan pikiranku tentangmu.

Kamu, aku mencintaimu. Aku menyayangimu. Aku menyukaimu. Kau mencintaiku. Kau menyayangiku. Kau menyukaiku. Kau bilang begitu padaku. Aku tak bisa bicara sepatah kata atau sepotong suku kata apapun. Aku diam. Memikirkan apa yang harus kupikirkan. Kau benar-benar mencintaiku? Aku berpikir sepertinya kamu menilaiku terlalu baik. Aku merasa sedikit aneh kau mencintaiku. Karna aku memiliki sisi yang tak kau ketauhi. Aku ragu kau benar mencintaiku. Apa benar sudah tak ada secuil rasa cinta pada orang yang dulu pernah menjadi milikmu? Aku ragu. Tapi kuharap jawabanmu 'benar'. Yang kulakukan saat ini adalah menjaga perasaanmu. Agar  perasaanmu hanya untukku. Karna aku mencintaimu. 



Fathi Abida Nurunnafi Ghaniyaska

Minggu, 16 September 2012

Teruntuk Kamu

Yogyakarta, 16 September 2012


Hai kamu. Apa kabar? Baik-baik saja kan? Aku harap begitu. Mungkin aku tak perlu memberitahumu keadaanku seperti apa. Karna mungkin sampai kapanpun kau tak peduli.

Kamu. Kamu temanku. Ya, aku masih menganggapmu temanku. Tapi aku tak tau kau anggapku apa. Mantan teman? Mungkin. Tapi ingatkah? Dulu kau bukan anggap aku teman. Bukan sahabat. Bukan juga pacar. Semacam.... Begitulah... Sulit untuk kujelaskan, mungkin kau bisa menafsirkannya sendiri.

Aku ingin menanyakan perasaanmu saat ini. Apa kau marah padaku? Maaf kan aku jika aku pernah berbuat salah padamu. Aku minta maaf atas sifat keegoisanku. Aku harap kau mengerti. Aku bahagia mengenalmu. Lebih dari satu tahun aku mengenalmu. Hanya mengenalmu. Bukan memilikimu. Karna memang aku tidak ingin memilikimu.

Kau tahu? Aku saat ini merindukanmu. Dan kau harus tau. Sudah beberapa hari ini aku merindukanmu. Aku tak tau penyebabnya. Aku hanya merasakan aku merindukanmu. Merindu saat-saat kau mengagumiku. Bukan rindu untuk dijadikan kekasih. Tapi rindu saat kau menjadi temanku. Teman dalam kesepian ku. Teman dalam kesendirianku. Selalu ada untukku. Selalu membayangiku. Selalu berharap padaku. Kau pasti bertanya, mengapa aku tau semua itu? Karna aku mengenalmu lebih dari kau mengenalku sekalipun kau pengagumku.

Sekitar 1 tahun 3 bulan yang lalu. Aku mengenalmu. Perkenalan kita cukup lucu. Tapi aku tak harus menceritakannya disini. Awalnya aku tak peduli padamu. Tapi setelah kau berusaha untuk meyakinkanku. Aku mulai nyaman denganmu. Saat kau berada disampingku. Aku tak merasakan rasa apapun. Bahkan aku hampir mengabaikanmu. Lalu, kau mulai menyerah dan pergi meninggalkanku. Tapi disaat kau meninggalkanku, aku merasa kesepian. Saat kau kembali dan menurutku aku hanya sebagai pelampiasaan saat kau sudah tak berhubungan dengan perempuan itu lagi. Aku menerimamu, tapi lagi-lagi aku tak merasakan apapun hingga akhirnya kau pergi lalu kembali. Kejadian itu terus berulang. Aku tak mengerti. Tapi aku menikmati saat-saat kau mengagumiku. 

Saat kau melirikku. Saat kau memandangku. Saat kau menatapku. Bahkan saat pertama kali kau memanggil namaku dan berbicara denganku, itu adalah kejadian bersejarah dihidupku. Saat itu aku sudah memutuskan, mungkin aku menyayangimu, dan tinggal menunggu waktu.

Dalam tiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, aku menunggu waktu, seseorang datang dikehidupanku. Memberi perhatian lebih darimu. Aku menanggapi lebih dari aku menanggapimu. Aku mengabaikannya lebih sedikit dari aku mengabaikanmu yang terlalu banyak. Aku tau kau pasti marah, kau mungkin cemburu. Dan saat kau pergi meninggalkanku, kesedihanku tidak sama dengan kau meninggalkanku sebelum-sebelumnya. Aku merasa kau tak akan kembali. Dan memang benar, kau tak kembali.

Saat ini, aku merindukanmu teman. Ya, merindukanmu saat kau menjadi temanku. Mungkin jika aku tanya, kamu akan menjawab bahwa kita bukan musuh. Tapi perasaanmu mengatakan bahwa kita musuh. Kau berhak untuk marah padaku. Tapi kenyataannya kau yang meninggalkanku. Aku tahu pasti kau akan menjawab, "Kau adalah alasan aku aku meninggalkanmu. Kau yang membuat aku meniggalkanmu. Jangan salahkan aku". Ya, seperti itulah mungkin jawabanmu.

Saat kau membacanya, pasti bingung tentang apa yang ku tulis. Tapi memang kau akan membaca? Mustahil. Kamu, aku sangat merindukanmu. Semoga kita bisa bertemu dan kau akan memanggilku. Itu yang kurapkan. Mungkin itu saja yang ingin ku tulis, hanya ku tulis. Tidak menyampaikannya padamu. Sampai jumpa.


-Aku-

Senin, 20 Agustus 2012

Penyesalan dan Kata Maaf (end)

Maaf ya posting cerita lanjutannya agak lama. Lagi sibuk nih, yang lupa cerita sebelumnya bisa klik disini. Lanjut yuk, cekidot~

Hari ini aku berangkat sekolah dengan perasaan yang sudah tentram. Aku tak menyembunyikan rasa marah, dengki, dendam, bahkan benci pada Kesha. Aku memang marah pada Kesha, tapi itu kemarin, aku sudah memaafkannya. Saat aku masuk kelas, Dicky memperhatikanku. Aku acuh padanya dan tak memperdulikannya. Tiba-tiba dia menghampiriku, "Kamu kemana saja sudah 4 hari tak masuk?", tanyanya. Aku tak menjawab. Dia bertanya lagi, "Kamu kenapa tidak menjawab?". Aku masih belum ingin berbicara. Akhirnya dia menyerah dan kembali ke bangkunya. Bel berbunyi. Kesha belum juga terlihat. Sampai pelajaran dimulaipun dia belum juga terlihat. Mungkin saja dia tak masuk, tapi mengapa? Katanya memang sudah dua hari ini dia tak masuk sekolah.

Esoknya, aku sengaja untuk berangkat lebih pagi agar membuat Kesha terkejut. Awalnya aku merasa senang karena berhasilberangkat mendahului Kesha, tapi hingga bel masuk berbunyi, ia belum juga terlihat. Rupanya dia tak masuk lagi, namun kali ini berbeda, aku seperti mempunyai firasat yang buruk. Bu Siska mulai memasuki kelas, "Selamat pagi anak-anak", sapanya. "Pagi buuu!", seru kami menjawab sapaannya. "Anak-anak hari ini kita mendapat kabar buruk. Kesha yang sudah tiga hari tak masuk sekolah mendapat musibah, dia koma selama beberapa hari di rumah sakit dan sampai saat ini dia belum sadarkan diri. Ibu harap kalian bisa mendoakan Kesha agar cepat sembuh dan berkumpul bersama kita lagi. Disamping itu.......". Belum selesai Bu Siska melanjutkan pembicaraanya, aku sontak berdiri dan berlari keluar kelas, Dicky mengejarku, aku tak peduli, aku berlari, dia kali ini tak menyerah dan terus mengejarku. Tanganku tertangkap oleh genggamannya. "Sal, tunggu. Aku akan mengantarmu!". Aku tak kuat untuk melepaskan genggamannya dan terpaksa enurut permintaannya walau sebenarnya aku tak mau.

Sesampainya disana aku meninggalkan Dicky yang sedang mermarkir motornya, aku langsug berlari memasuki rumah sakit dan bertanya dimana kamar Kesha berada. Sambil mengusap air mata yang sejak tadi menetes, aku bergegas menuju kamar Kesha. Sambil berjalan, aku kembali panik. Tanganku gemetar. Jantungku berdetak begitu kencang, Aku takut. Aku menyesal. Aku hanya bisa menangis, "Jangan tinggal kan aku Sha, sebelum kujelaskan semuanya padamu!", teriakku dalam hati.

Akupun sampai didepan kamarnya. "Salsa ya? Silahkan masuk. Kesha sudah menunggumu dari tadi, kata sesosok wanita parubaya dengan senyum ramahnya. Itu ibunya. Aku tak mengerti. Mengapa semua orang yang berada didepan kamar Kesha menangis? Ayah dan Ibunyasaling berpelukan dan tak berhenti meneteskan air mata. Aku takut. Sangat takut. Air mataku yang tadi mengalir deras, kuhapus walau nafasku masih terisak. Rasa sakit didadaku terus kutahan agar tak meluap nantinya. Aku tak ingin Kesha melihatku dengan keadaan seperti ini.

Aku memasuki kamarnya, disitulah terbaring sosok perempuan yang ku kenal. Air matanya terus mengalir saat dia meihatku. Sangat terlihat bahwa selama ini dia terus menahan rasa sakit. "Ke....sha.... a..a..aku....", belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, dia tersenyum dan berkata, "Selamat tinggal Salsa, semoga kamu bahagia. Aku sangat senang menjadi sahabatmu." Kata-kata itu adalah kata-kata terakhir yang terucap dari mulutnya. Belum sempat aku bercanda, berdebat, tertawa bersamanya lagi. Semua berlalu begitu cepat. Aku menangis. Aku tak bisa menahan bendungan air mataku. Aku memeluknya. Sosok perempuan itu sudah memejamkan matanya, selamanya. Alat pengukur detak jantung sudah menunjukan bhwa jantungnya tak berdetak lagi. Nafasnya sudah terhenti. Tubuh yang saat ini ku peluk sudah kaku, tangan dan kakinya dingin. Aku mulai melepaskan pelukanku, aku melihat wajahnya. Senyuman manis itu terus terpancar pada wajahnya ditubuh tak bernyawa itu. Aku menyesal. Sangat menyesal. Rasa sakit ini tak bisa kutahan.

"Keshaaaaaaa! Maafkan aku! Aku menyesal Kesha! Aku belum mengucapkan itu padamu!", teriakku. Dicky memelukku. Memelukku sangat erat. Memang pelukan itu yang aku inginkan tapi tidak ku inginkan untuk saat ini. Aku merasa sesak. Aku tak menginkan pelukanini, aku hanya menginginkan Kesha. Siangnya jasad Kesha langsung dimakamkan. Aku sudah tak menangis. Walau ku tahu rasa sakit dihatiku masih terasa dan aku ingin sekali menangis tapi aku tak mau membuat Kesha sedih, aku ingin Kesha bahagia disurga, karna dia juga menginginkan aku bahagia disini. Setelah pemakaman Dicky meminta untuk mengantarkanku pulang, lagi-lagi aku menuruti permintaannya. Dicky bukannya mengantarku pulang tetapi dia mengajakku ke suatu tempat, tempat dimana Kesha menjelaskan semuanya pada Dicky. Tempat itu sangat indah. "Disini Kesha menjelaskan semuanya. Dia menjelaskan setelah kau melihat kami saat pulang sekolah. Dia menolak cintaku, lalu dia mengajakku ketempat ini. Ini tempat favorit kalian bukan? Aku jatuh cinta pada tempat ini. Tempat ini sangaaat indah.", jelas Dicky dengan mata berbinar sambil melihat pemandangan sekitar. Ya memang disini tempat favorit kami. Kami memang suka pemandangan. Hamparan sawah, ya kami sangat suka hamparan sawah. Aku belum menjawab ucapan Dicky. Aku membisu. Aku tak tau apa yang harus kukatakan. "Kesha menjelaskan semuanya tentangmu, Salsa. Semuanya. Tak ada yang terlewat. Rasanya Kesha tau semua tentangmu. Aku menyukaimu, Salsa. Lebih dari aku menyukai Kesha. Aku jatuh cinta padamu bukan karna permintaan Kesha saja, tapi dari hatiku yang paling dalam.", jelasnya lagi. Aku tak bisa bicara. Aku menatap Dicky. Dia tersenyum. Apa yang harus kukatakan?. "Ijinkan aku untuk menjadi pacarmu, Salsa..", sambungnya sambil menggenggam tanganku. Aku melepas genggamannya. "Maafin aku Dicky. Aku memang mencintaimu, sejak lama. Tapi aku tak bisa untuk menjadi pacarmu. Aku tak bisa bahagia denganmu sedangkan Kesha tak bisa melihatku bahagia", jawabku sambil terisak. "Dia bisa meihatmu bahagia, bahkan dia bisa merasakannya.", timpal Dicky. "Tapi aku yang tak bisa, maaf kan aku", balasku sambil menangis. "Tak apa, sudah tak usah menangis", katanya sambil mengusap air mataku dengan senyuman ramahnya. Tiba-tiba dia mengambil sepucuk surat dari kantongnya, "Ini surat dari Kesha, lebih baik kau membacanya dirumah. Ayo ku antarkan kamu pulang.", katanya. Sesampainya di rumah, aku membuka surat itu yang berisi..

     dear Salsa,
Maaf karena aku telah mengecewakanmu
Maaf aku tak bermaksud untuk mengkhianatimu
Kemarin, pernyataan cinta Dicky padaku ku tolak
Karena aku berjanji, aku selalu mendukungmu
Aku juga minta maaf..
Selama ini aku mengidap kanker paru-paru
Aku ingin menceritakan padamu selagi sempat
Namun ternyata waktuku tak sempat
Maaf aku tak bermaksud untuk merahasiakan ini darimu
Salsa... Terimakasih
Aku senang menjadi sahabtmu
Aku bahagia saat bercanda dan bertengkar bersamamu
Terimakasih kau mau menerimaku walau awalnya kau memembenciku
Terimakasih... hanya kamu yang memandangku berbeda
Terimakasih... kamu telah memeperlakukanku seperti manusia biasa
Terimakasih Salsa.. karnamu aku dapat tertawa bebas tanpa beban
Terimakasih.. kuharap kau tetap senang dan selalu riang
Semoga kamu tetap menjadi Salsa yag kukenal, tak pernah berubah..

-Kesha-

Surat itu membuatku kembali meneteskan air mata. Aku berjanji pada diriku sendiri untuku dan untuk Kesha agar aku tetap riang, senang, dan tak akan berubah seperti yang Kesha kenal. "Sama-sama Kesha. Aku juga senang menjadi sahabatmu. Aku menyayangimu..", bisikku dalam hati.


-TAMAT-

Minggu, 12 Agustus 2012

Penyesalan dan Kata Maaf (part II)

Kali  ini mau posting tentang lanjutan cerpen kemaren ya, yang belum tau bisa lihat disini :) So, enjoy reading guys;)

Behari-hari aku tetap duduk dengannya, Kesha memang orang yang cukup asyik, ramah, cerdas, terbuka, dan juga dermawan. Karena hamir setiap jam istirahat, dia selalu membagi sedikit bekal makanannya untukku, padahal aku juga sudah membawa bekal makanan. Terkadang, kalau ada pelajaran yang tidak aku mengerti, dia selalu siap menjelaskan kepadaku. Benar-benar hebat anak ini.

Tetapi tak semua itu berjalan lancar. Kami juga sering bertengkar karna masalah sepele. Pernah saat aku mengambil penghapus tiba-tiba Kesha merebut dan mangakui bahwa penghapus itu miliknya. Karena aku yang menemukannya, aku tak mau kalah dan aku memprotes. Akhirnya aku mengalah, ku berikan penghapus itu pada Kesha. Setelah itu kami masih memperdebatkan karet apa yang digunakan untuk membuat penghapus itu. Sering kali kami juga memperdebatkan sesuatu yang tak wajar untuk diperdebatkan seorang siswi SMA. Seperti siapa yang mengurusi masalah uang kenegaraan, masalah devisa negara, masalah demokrasi, hingga mahalnya ikan para nelayan. Aneh memang, tapi menurutku itu hal yang menarik.

Setelah banyak hal yang kami hadapi bersama, akupun merasa akrab dengannya. Alamak, pergi kemana keteguhanku bahwa aku tak ingin akrab dengannya? Entahlah, aku sudah tidak memikirkannya. Toh pepatah juga bilang bahwa manusia bisa berubah sewakttu-waktu. Tentu saja aku masuk dalam golongan manusia itu. Lagian Kesha juga sudah berjuang semampunya untuk tetap bertahan menjadi temanku dalam menghadapi sikapku itu, tak ada salahnya aku menghargai itu.

Hari ini, entah mengapa aku tak dapat mengalihkan pandanganku dari pujaan hatiku. Dicky namanya. Apa dia punya perasaan padaku? Apa aku bisa menyatakan cinta pada Dicky? Atau aku harus menunggunya untuk menyatakan cinta kepadaku? Entah. Aku tidak tahu jawaban dari semua pertanyaan itu. "Hei, kamu kok melamun? Ngeliatin siapa sih?", tanya Kesha yang mengagetkan ku. Kesha berusahan mencari-cari arah pandanganku kepada siapa. Aku hanya tersenyum kecil. "Dicky ya!", teriaknya. Sontak aku langsung menutup mulutnya, dan untung saja Dicky tidak mendengarnya. Aku berusaha untuk tidak salah tingkah dan menggoda Kesha untuk menutupinya, "Hah? Eh? Enggak. Hayoooo! Jangan-jangan kamu yang suka pada Dicky!". "Iya, aku suka padanya", jawab Kesha santai tapi penuh keyakinan. Mulutku menganga. Tubuhku lemas. Tak tau apalagi yang harus kukatakan. Bagaimana bisa kami menyukai orang yang sama? Apa aku harus merelakan Dicky untuk Kesha? Atau aku tak memerdulikan perasaan Kesha sehingga aku tetap menyukai Dicky? Hanya pertanyaan-pertanyaan itu yang muncul dalam pikiranku. Sepertinya Kesha mengerti raut wajah dan kepanikanku saat itu. "Tenang saja, aku hanya bercanda. Aku sangat mendukung rasa sukamu itu", sambung Kesha sambil mengedipkan satu matanya. Kami pun tertawa.

Akhir-akhir ini Dicky sering memandang ke arah bangkuku. Entah memandangi Kesha atau memandangiku. Tapi aku selalu berharap dia memang memandangiku. Kalau memang dia memandangi Kesha, yang kutahu Kesha selalu acuh. Akupun merasa lega dengan sikap Kesha terhadap Dicky. Alangkah baiknya Kesha. Beruntung sekali aku mendapatkan sahabat sepertinya. Sahabat sejati yang selalu mengerti perasaanku. Aku berencana untuk memberitahu pada Kesha tentang perasaanku pada Dicky.

Hari ini, sepulang sekolah Kesha sudah menghilang entah kemana, dia sama sekali tak berpamitan padaku. Karna memang kami biasa pulang bersama. Mungkin saja dia langsung pulang untuk pemotretan seperti beberapa hari lalu, namun hari ini aneh, dia tak berpamitan sama sekali. Akupun berjalan menuju gerbang sekolah untuk menunggu jemputan. Setelah lama menunggu, aku memutuskan untuk menaikki angkutan umum. Karna aku merasa malas untuk pulang terlalu cepat, aku memutuskan menunggu angkutan umum itu tidak ditempat seperti biasanya, aku ingin memutari kota terlebih dahulu. Saat perjalanan menuju halte angkutan umum, aku bertemu dengan Dicky. Senang bukan kepalang perasaanku saat itu. Namun perasaanku tiba-tiba menjadi rasa sakit karna aku melihat Kesha disana bersama Dicky. Sedang apa mereka?

"Kesha maukah kamu menjadi pacarku?", ucap Dicky sambil memegang tangan Kesha. Ucapan itu terdengar jelas ditelingaku. Kaget, sesak,sakit, bingung, kesal, marah, emosi, semua itu bercampur aduk memenuhi kepalaku dan perasaan-perasaan itu menggumpal dalam hatiku. Kesha yang tiba-tiba sadar akan kehadiranku, langsung menepis genggaman tangan Dicky. Dia berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Dia berteriak. "Salsa! Ini nggak seperti yang kamu lihat. Aku tak bermaksud apapun. Ini hanya......". Aku tak mendengarkan ucapannya lagi. Aku menutup telingaku dan berlari terus menerus tanpa mengalihkan pandanganku ke arahnya yang terus memanggilku. Dicky juga berusaha mengejarku, aku menghiraukannya.  Tanganku tertangkap oleh genggapan Dicky, aku melepaskannya, dan terus berlari sambil menangis. Perasaanku campur aduk.

Esoknya aku memutuskan untuk tidak berangkat sekolah. Pikiranku kacau, aku takut jika masuk sekolah aku tidak bisa mengikuti pelajaran. Kesha terus menghubungiku. Tapi aku acuh dan membiarkannya. Dua hari aku tak masuk sekolah, dua hari itu juga dia tak berhenti untuk menghubungiku. Hari ketiga, akhirnya dia menyerah dan tidak menghubungiku. Aku memikirkan sikap apa yang harus kuambil. Bagaimana harus mengambil keputusan yang bijak agar tak menyakiti siapapun? Aku merasa akan dikhianati. Setelah aku berpikir panjang. Akupun letih. Aku mengingat peristiwa-peristiwa menyenangkan bersamanya. Kesha adalah sahabat terbaikku. Dia tidak pernah sengaja menyakitiku. Dia baik padaku. Dia selalu mengerti apa yang kurasakan dan kupikirkan. Tapi apa yang dia lakukan tiga hari yang lalu. Dia tiba-tiba menghilang dan aku menemukannya saat dia bersama pujaan hatiku, orang yang kusukai, Dicky. 

Setelah beberapa hari tak masuk sekolah, aku memutuskan untuk masuk dan bercerita tentang apa yang kupikirkan. Dan kami pasti bisa bercanda, bertengkar, berdebat, tertawa bersamanya lagi.

Bersambung...

Jumat, 10 Agustus 2012

Penyesalan dan Kata Maaf (part I)

"Selamat tinggal Salsa. Semoga kamu bahagia", kata sesosok manusia sambil berisak memandangku. Aku tidak mengingatnya dengan jelas, namun rasa sakit dihatiku masih kurasakan. Wajahnya yang seperti terpaksa menampakan senyuman. Pandangannya yang seakan berat untuk berpaling dariku dan air matanya yang terus mengalir membasahi pipinya.

JEDEEEEEER!! Suara petir membangunkan dari mimpi yang tadi ku alami. Gelap. Suara hujan terdengar sangat keras. Listrik mati, mungkin memang sengaja dimatikan oleh pusat karena cuaca yang sangat buruk. Ku ambil lilin diatas almari, ku nyalakan perlahan. Sudah subuh ternyata. Akupun beranjak mengambil air wudlu dan menunaikan sholat subuh. Setelah itu aku melakukan rutinitas yang biasa dilakukan oleh seorang pelajar sebelum berangkat sekolah.

Akhirnya aku sampai disekolah setelah berjuang dengan kakakku untuk melewati licinnya jalan raya karena tadi pagi hujan turun sangat deras. Satu menit saja terlewat, aku bisa terlambat dan mungkin aku bisa berlari mengelilingi lapangan sebanyak 10kali. Sampai kelas, hatiku mulai tenang Capek memang, tapi tak apa asalkan aku tidak terjebak dalam hukuman maut itu. Namun sialnya, karena aku sampai disekolah sudah siang, tak ada bangku yang tersisa dikelas. Sebenarnya ada, tapi aku tak pernah menganggap bangku itu ada, karena terletak jauh dibelakang, pojok pula. Dengan langkah tergontai, aku harus bisa menerima kenyataan bahwa aku akan duduk dibangku itu, yang penting aku masih bisa menyimak pelajaran.

Tiba-tiba bel berbunyi. Dan Bu Siska memasuki kelasku dengan anggunnya. "Ya, anak-anak, kali ini kelas kita kedatangan siswi baru, mungkin sebagian dari kalian sudah mengenalnya karena dia ini seorang model disalah satu majalah remaja.", kata Bu Siska dengan senyum merekah diwajahnya. Disaat seperti ini saja, beliau ramah. Andai saja disetiap jam pelajarannya pasti tidak sedikit siswa yang senam jantung, papan tulis yang terbelah akibat pukulan mautnya dan penghapus yang hilang entah kemana akibat lemparan hattricknya.

Kelas sontak mulai riuh. Siswa perempuan mulai bergosip ria menebak siapa yang akan menjadi siswi baru dikelas ini. Sedangkan siswa laki-laki sibuk bercermin, menyisir rambut, bahkan tak sedikit dari mereka yang mulai menulis. Rajin sekali, tapi sayang, bukannya menulis pelajaran melainkan menuliskan puisi ataupun surat cinta untuk siswi baru itu. Pelajar jaman sekarang memang ajaib sekali.

Bu Siska mulai menenangkan kelas yang gaduh itu, "Diam anak-anak!", teriaknya. Sontak kelas langsung hening. Tiba-tiba masuklah seorang gadis cantik, manis, putih, tinggi, dan seperti penampilannya, dia terlihat orang kaya. Tetapi menurutku kecentilan, kegenitan, dan terlalu banyak gaya, itu membuat kesempurnaan fisiknya runtuh. "Kenalin, namaku Kesha. Umur 15tahun. Hobbyku keliling dunia dan punya banyak cowok. Kalau ada yang mau daftar SMS aja ke nomor 081888675555, jangan lupa ketik 'hai' (spasi) 'cantik', dan satu lagi jangan lupa nyebutin nama pengirim ya", katanya untuk memperkenalkaan diri,

Kelas gaduh kembali. Siswa laki-laki langsung mencatat nomor itu, tapi tak banyak juga yang mengusir teman sebangku mereka agar siswi itu bisa duduk disebelah mereka. Aneh sekali dia, Percaya dirinya sangat tinggi. Jangan sampai aku akrab dengannya. Naudzubillah, pasti dia orang yang sangat menyebalkan, gumamku dalam hati. Sudahlah, kualihkan pandanganku pada sosok pujaan hatiku. Ah dia melihatku, senangnya hatiku. Andai dia tahu perasaanku yang sebenarnya.

Sedang asyiknya melamun dan memikirkan pujaan hatiku itu, tiba-tiba sesosok manusia menghampiri bangku ku dan berkata, "Hei, aku bolehkan duduk disebelahmu?". Aku tersentak kaget. Apa??? Inikan orang aneh itu, Siapa namanya? Kesha? Ah aku tidak peduli siapa namanya. Lalu apa yang harus ku katakan? pikirku. Spontan bibirku bergerak dan membentuk suara, "boleh kok". Alamak, apa yang kukatakan tadi? Bisa-bisanya aku menyanggupi kata-katanya. Baik, cukup hari ini saja. Besok jangan sampai aku duduk dengannya lagi.

Tadinya aku mengira Kesha anak yang cerewet, heboh, banyak tingkah. Tapi ternyata selama pelajaran dia hanya diam. Alamak, kemana rasa percaya dirinya tadi? Menarik juga anak ini. Tapi jangan sampai aku akrab dengannya. Jangan sampai. Aku harus menampilkan kesan buruk padanya bahwa aku tidak mau akrab dengannya. Dia mengajakku bicara, aku hanya menjawab singkat. Dia bertanya sesuatu, aku menjawab dengan nada ketus. Dia melucu, aku hanya tertawa namun hanya pura-pura, bahkan aku tidak tertawa sekalipun. Kejam, tak adil, aku tahu. Tapi aku punya batasan tersendiri untuk tidak berteman orang seperti dia.

Esoknya, aku sengaja berangkat siang tapi tidak terlambat. Aku melakukannya agar aku tak duduk dengannya lagi. Tak apa duduk dibangku menyebalkan itu, asalkan aku tak sebangku dengan anak itu. Toh dia juga berangkat pagi, pastilah dia akan duduk didepan bersama teman sebagku barunya. Namun tak kusangka, ternyata dugaanku salah. Salah besar. Rencanaku gagal. Memang, dia duduk dibangku depan tetapi dia telah mengosongkan satu bangku sampingnya untuk kududuki. Hebat. Ternyata dia cukup sabar menghadapi perlakuanku ini. Atau mungkin tak ada yang mau duduk dengannya? Entahlah, aku sangat sial.

Bel istirahat berbunyi, aku bergegas mendatangi salah satu bangku temanku dan bertanya, "Apa tadi tidak ada yang mau duduk dengan Kesha? Kenapa bangku sebelahnya kosong?". "Tidak. Tadi justru banyak yang ingin duduk dengan Kesha, tapi dia bilang bangku itu untukmu." Alamak, apa yang dia lakukan? Kesha memang anak yang aneh.....

Bersambung...

Sabtu, 09 Juni 2012

They...

Hai, selamat malam minggu semuanyaaaaaa. Ehem, oke, karna aku orangnya baik hati, jadi aku berusaha menghargai para jomblo. Jadi selamat sabtu malam bagi jombloers (baca: para jomblo). Hahahaha.. oke, aku juga jomblo kok._.v

Okey.. Malam ini mau posting tentang "mereka". Mereka siapa? Penasaran? Makanya simak :p. Aku malem ini posting tentang Sun Family sama anak 9B, terutama cewek. Yang cowok lain kali ya._.v. Karna dipostingan sebelumnya aku cuman bahas Sun Family sama 9B dikit, jadi sekarang mau lebih detail.. Cekidot..

      ~Sun Family~

Sun Family. Sun Family diambil dari kata "Keluarga Matahari". YAIYALAAAAH. Katak kayang aja juga tau. Haha oke, tapi emang bener kan Sun Family diambil dari kata Keluarga Matahari, karna emang itu bahasa inggrisnya ._.v. Kenapa kita pilih nama dari kata Keluarga Matahari? Sebenernya aku gatau juga kenapa, cuman tiba-tiba Dina langsung namain aja gitu Keluarga Matahari, jadi tanya Dina aja. Tapi, kalo dikaitin, kenapa kita bisa namain Keluarga Matahari aku tau. Matahari itukan cerah, terang, berseri, penuh semangat, dapat dipercaya, jujur, dan nyaman dikaki. Itukan cucok banget sama kita. IYA ITU SEMUA KITA BANGEEET! B). Sori nggak santai-_-v. Dari pada bingung sama kata-kata ku yg ga penting banget tadi, mending aku jelasin siapa ajasih anggota dari  Sun Family? Okey, Cekadit...

1.) Berty Istijabah Putri as First Sister

Kita (aku, dina, abi) biasa panggil dia Mbak Berty. Mbak Berty ini baiiiiiiiiiiiik banget. Udah gitu dewasa. Terus mbak berty ini paling enak diajak curhat. Aduh, kalo curhat sama dia itu nyaman deh. Berasa duduk di sofa. Terus kalo ngasih solusi ituuu.. beeeeh... absurd abis  dewasa abiiiis.. Dia itu juga sering bimbing adek-adeknya. Dan kalo udah jadi eMbak itu ya bertanggung jawab. Oke, apalagi ya? Saking-banyaknya-baik-bangetnya, jadi bingung dan salting mau jelasin :>. Pokonya seneng banget punya embak kaya dia deeeh. Makasih buat selama ini mbak ber tersayaaaaaang~ ({}) :*

2.) Mochamad Abi Karami as Second Brother
Abi. Hahaha gatau kenapa aku ketawa ._.v. Abi ini orang baik banget. Terus ga kalah dewasa sama Mbak Berty. Padahal umurnya gajauh dari aku, cuman beda sekitar 5bulanan. kaya ibu hamil ya 5 bulanan -_-v. Kalo curhat sama Abi itu enak banget. Kalo ngasih saran juga nggak absurd-absurd banget. Terus dia itu juga lucu. Lucu humoris maksudnya. Sering bangetlah ketawa kalo sama dia. haha aku lebay ya? yagitudeh. Dulu pertamakali aku panggil dia itu 'Mas Abi'. Terus sempet 'Bang Bi', Terus ganti lagi 'Kak Abi'. Hahaha jangan ketawa ya, itu aku masih polos. Tapi sekarang lebih enjoy manggil nama tapi aku masih menghormati dia kakakku :). Gitu duluya, bingung apa lagi._. Pokonya abi ini orangnya, baik, asik, lucu, humoris, dewasa, rada bijak. apalagi ya? mau tau? kenalan gih sama dia. Bisa hubungin Nada. Nada itu pacarnya ._.

3) Rhizky Annisa Ridyna Gunaedi as Third Sister
Dina. Dina apaya? Dina kan udah aku jelasin dipostingan sebelumnya. Jadi diskip aja yah? Oke skip :p (Ampun din. Ampun ._.v)

4) Rachma Novita as GrandMother
Norim. Hahaha tuhkan ketawa lagi. Norim itu panggilannya. Kenapa bisa Norim? Karna Norim itu singkatan dari Novita Morimoto. Soalnya jaman dulu dia suka personil boyband Jepang Hey!Say!Jump!. Namanya Ryutaro Morimoto. Gatau mungkin saking fanatiknya atau mau bedain namanya, karna kebetulan sekelas ada yg namanya Rahma juga. Bedanya ga pake C. Norim itu di Sun Family jadi Nenek kita. Gak tau pastinya dari mana, cuman kaya cucok aja (Ampun rim ._.v) Yagitudeh.. Norim ini orang lucuuuuuu banget. Kocaaaaaak banget. Humoriiiiiis banget. Pokoknya temen-temennya humoris deh. Dia ini juga baik, pengertian, setia (lho?) bukan, ya dia ini baik banget, kadang dewasa juga, mau tau lagi? Makanya kenalan sama dia, bisa hubungi Vidi. Vidi itu tukang kebunnya. Eh bukan, pacarnya (Ampun Vid._.v)

5) Utas Harguna Liani as GrandFather
Utas. Hahahaha aku ketawa lagi. Utas ini orangnya lucuuuuu banget. Jiwa komedinya itu udah melekat dalam dadanya *eh. Dalam jiwanya maksudnya. Utas ini orang baik, kadang dewasa, kadang enggak. Terus gatau kenapa kadang dia itu juga kecewe-cewean gimanagitu. Gatau bawaan dari lahir atau dari jiwanya. Tapi itu jelas bagian dari komedinya. Tapi gatau juga, siapa tau beneran (Ampun tas ._.v) Dan yang harus kalian tau, bokongnya Utas ini SEMOK. BANGET MALAH. Oke, ini ga santai, ntar dikira malah napsu. Yagitudeh bokongnya, mau liat bokongnya? Ketik REG (spasi) SEMOK kirim ke Utas, jangan lupa bawa seperangkat alat solat ya ._.

6) Himawan Adrian Satriya Putra as Father and Mother
Gatau itu nama panjangnya bener apa enggak._. Hima ini sebenernya cowok, tapi gatau kenapa kita anggepnya itu jadi Bapak sekaligus Ibu. Trus malah pada bilang dia itu punya ganda. Jadi dipanggilnya Bapak sama Ibu. Ga tau sekarang hima masih dianggep jadi bapak atau enggak._.v makanya aku tulis terakhir. Ya sebenernya hima ini orangnya baik, sukanya curhat, dan gendut (ampun him._.v) gitudeh si Hima. Makanya kenalan sama dia. Tinggal hubungi Yoan. Karna Yoan itu Pacarnya.

Okey. Keanam-enamnya udah aku sebutin dan diantara 6 orang itu yg jomblo cuma aku, dina, mbak berty. *Jlebb! iya, yg mau jadi pacar kita silahkan pergi yaa. Hahahahaha. Hmmm.. yang aku inget dari mereka ini, mereka pernah kasi aku kado. Kado ulang tahun. Isinya ituu.. Kasih tau ga ya..  enggak deh._.v

Okey, itu aja ya. Semoga bermanfaat. Selamat malam semuanyaaaaa *kecup*

Senin, 04 Juni 2012

She and Me

Hallo selamat malam semuanyaaaa. Maaf posting malem banget. Soalnya insom nih terus kebetulan juga lagi kesepian -_-. Yap. Alhamdulilaaah. Akhirnya aku lulus dan udah jadi ex-SMP 3 Yogyakarta. Dan, kalo menurutku sih hasilku ga memuaskan dan aku kecewa. Tapi setelah dipikir-pikir buat apa aku kecewa. Toh ini hasil kerja kerasku. Jadi mungkin aku harus lebih menghargai hasil kerja kerasku sendiri.:)

Ngomong-ngomong disini aku mau posting tentang dia dan aku. Yap, dia ini aku maksudkan buat temenaku SMP 3. Sediiiih banget rasanya kalo mau pisah gini. Yaampuuuun. Dan sedih lagi abis baca blog ini. Iya. Itu blognya dina.
Disitu aku bener-bener speechless banget bacanya. Aku sayang banget sama Dina. Kalo boleh, aku kenalin dulu siapa dia. Rhizky Annisa Ridyna Gunaedi. Biasa dipanggil Dina. Orangnya kecil, lucu, cantik, imut, unyu gimana gituuu. Iyakan, ciri-cirinya persis banget difoto? Selama 2 tahun sama dina, itu apa ya? ya gitudeh. Aku cuma mau bilang kalo dia itu baik banget banget banget. Berasa malaikat. Dia itu dewasa walaupun umurnya ga jauh dari aku. Dia juga suka ngalah. Aku udah anggep dia sebagai kakak. Dan aku seneng banget punya kakak kaya dia. Ga bisa bayangin bentar lagi bakal pisah sama dia. Perasaan barusan kemaren aku sama dina ketawa bareng di bis waktu perjalanan ke Bali. Perasaan  baru kemaren aku sama dina ketawa-ketawa waktu ngerjain tugas, becanda waktu ulangan, ketawa-ketawa waktu kita duduk ga nyampe. Sumpah kebaikannya dia itu banyak banget,. Dia itu mau aku suruh temenin buat berangkat pagi. Dan asal kalian tau, yang ngedesign blog ini itu dina. Mungkin blog ini theme ga bakal aku ganti buat kenangan dina. Dan 1 kenangan lagi yg mungkin susah ilang itu benjol dikepalaku. Yap, benjol dikepalaku itu yg benjolin dina. Dan saat itu kita malah ketawa. Karna emang sesuatu yg ga lucu itu pasti buat kita ketawa. Aneh emang, tapi itu emang kita.  Dina, aku cuman mau bilang makasih sama kamu selama 2 tahun ini. Makasih kamu udah mau jadi temen sekaligus kakak bagi aku. Maafin kalo misal aku egois sama kamu. Maafin kalo aku misal sering kagolin kamu. Maafin semua kesalahaku ya din. Karna aku nglakuin itu mungkin buat nunjukin rasa sayangku ke kamu. Dinaaaaa. mkasih banyaaaaaaak. :')

Nggak lupa aku makasih buat anggota Sun  Family. Yap, Mbak berty, abi, norim, utas. Makasih banget buat kalian. Makasih aku udah jadi bagian dari Sun Family. Makasih selama ini udah nganggep aku adek. Seneng banget punya kakak-kakak kaya kalian. Seneeeeeeng banget. Aku sayang kalian. Aku bakal nyimpen terus boneka 'smile' itu :') sukses terus buat kalian. :) Dan buat anak 9B, makasih banyak buat kalian. Makasih udah buat aku ngerasa ada. Seneng bisa berasa diantara kalian. Kalian semua baik-baik, ceria, kompak. Aku sayang kaliaan.. Aku ga bakal lupain kalian :) Maaf ya kalo aku rada lebay. Makasih buat andru, anggun, arsya, berty, desi, dian, fikar, fahri, febry, iman, guntur, hima, anis, abi, widi, lutfi, sulkhan, khansa, ica, nadha, prawida, norim, rahma, rtih, anggre, dina, ridho, sita, utas, wulan, yoan, yulis, zakki, candra. Sayang kalian semuaaaa... 

Yaudah, gitu dulu yaa. Jujur, aku posting ini sambil nangis, gatau kalo yg baca nangis juga apa enggak ._.v Selamat malam semuanyaaaa :))))

Jumat, 25 Mei 2012

Dag Dig Dug

Hai.. Selamat siang hampir sore semuaa.. Buat postingan yg dijanjiin beberapa minggu yang lalu yang mau ngebahas tentang si dia itu diskip dulu ya. Kapan-kapan deh janji ._. Oke. Judul diatas emang agak gimana gitu ya. Kayak judul lagu ya? Bodo amat. Lagian emang yang mau dibahas rada bikin dagdigdug kok. Ada yang ga tau maksud dag dig dug? Yang ga tau, aku kasih tau, dagdigdug itu maksudnya deg-degan. Deg-degan ga tau juga? Deg-degan itu semacam harap-harap cemas, campur grogi, campur nerves, campur gugup, campur takut, dan jadilah gado-gado dengan minuman es campur. Enggak, bukan itu kok. Ya gitulah, kalo ga tau nanya sama IronMan aja-_-

Jadi yang bikin dagdigdug itu bukan karna cowok atau siapa. Tapi karna pengumuman KELULUSAN UN SMP tahun 2012. Yap, disini aku bener-bener takut, deg-degan gimana gitu. Mungkin bukan cuman aku, murid SMP lainnya juga bakal gitu pasti. Pasti pada ga maulah ngecewain dirisendiri, orang tua, sodara-sodara. Ga mau kan? Apalagi ngecewain orang tua. Ga tega banget ngeliat mereka sedih, kecewa, sama nilai kita. Padahal mereka mungkin berusaha sekuat tenaga buat nyemangatin kita, ngelesin kita, pokoknya ngasih terbait buat kita sekarang dan nanti. Makanya, disini bener-bener deg-degan banget.

Nah, disisilain, aku juga berusaha menikmati masa-masa kayak gini. Masa-masa ga ada pelajaran. Masa-masa teserah kita mau masuk sekolah atau meliburkan diri. Disini itu masa-masa paling enak deh buat pelajar. Walaupun setengah persennya masih mikirin hasik kelulusan tadi, tapi setidaknya setengahnya sisanya bisa kita nikmatin buat masa-masa surga dunia bagi pelajar ini. Oh indahnyaaa..

Makannya itu, disaat seperti ini. Disaat-saat deg-degan nunggu pengumuman, kita harus bisa menikmati masa ini, karna ini cuma dapet terjadi sekali dalam seumur hidup. Nggak mungkinkan waktu kita dewasa terus pengen balik lagi ke masa ini dan jadi murid SMP lagi? Nggak akan bisa. Dan disaat surga dunia para pelajar ini juga harus di nikmati. Kalo yang satu ini jangan sampe ketinggalan lah :p. 

Mmm.. kayaknya itu aja yaa. Intinya, kalo hasilnya nggak memuaskan, berusahalah mensyukurinya walau emang beraaaaat banget. Tapi yang jelas, aku berdoa buat semuanya tulus dari dalam hati, aku sama temen-temenku lulus 100% dengan nilai paling baik. Amiiin.. :) Yaudah aku pamit ya. Dadaaaaah~

Broadcast~

 hai temen2 pecinta afiek, aku mau broadcast nih hehe
follow blog temen aku ya >> raridyna.blogspot.com << anaknya asik, dia yg bikin blogku jd gini :3 baik yaaa imut lagi :D di follow yaaaaaaa
Arigatou gozaimasuuu X3

Jumat, 18 Mei 2012

Satu Kata, Kagol.

Selamat malam semuanya. Basa-basinya biasa aja ya. Lagi badmood nih. Ya cara menghibur lagi badmood ya mungkin cuman nulis. Yaudah, disini aku mau cerita tentang 'kagol' aja ya?

Yap. Kagol. Satu kata yang sederhana, tapi kalo dirasakan bisa dibilang nyesek juga. Kalo kita kagol itu rasanya nggak enak. Langsung badmood. Buat nglakuin apa-apa ga enak. Kayak aku sekarang. Tapi sebenernya ada juga kagol yang buat bercanda. Kayak aku sama temen-temenku, kita kagol-kagolan buat lucu-lucuan. Jadinya ya pasti asik dan seru banget. Tapi sayangnya aku kagol beneran. Rasanya itu kaya kita dikagolin sama orang. Ya pikir sendiri deh ._. Maaf ya kalo misal rada giman gitu. Tapi aku nulis ya emang pikirannya lagi begini. Kayak orang boker tapi ngedennya sambil nyanyi. Nah loh, gimana itu jadinya? Nanya ke Kak Seto aja kalo nggak tau. *depresi kagol*

Tapi, asal kalian tau, buat orang kagol itu rasanya enak banget. Kayak plong gimana gitu. Kalo menurutku sih. Gak tau juga yang lain. Tapi kadang juga nggak enak sama orangnya. Bodo amat juga sih. Salah siapa bikin kgol duluan-_-

Mungkin waktu baca, kalian bertanya-tanya, "Sebenernya ni orang cerita kalo dia kagol itu kagol kenapa sih?". Iya, aku kagol karna seseorangg. Seseorang penganggu. Gitulah. Bikin males. Nggak tau diri banget. -___-

Maaf ya, mungkin disini cuma buat pelampiasan aja. Nggak maksud buat pamer kalo aku kagol sih. Yaudah. Selamat malam semuanyaa.. InsyaAllah, janji deh postingan selanjutnya bahas dia. Cuman agak malu sih. Tapi tungu aja deh. Happy Friday. Happy FreeDay night :))

Minggu, 06 Mei 2012

Cowok Pemberi Harapan Palsu

Selamat malam semuanyaaaa.. Hari ini mau posting tentang cowok pemberi harapan palsu. Tapi disini bukan mau mendefinisikan PHP(Pemberi Harapan Palsu) itu apa. cuman menyampaikan opini aja :)

Iya. Asal kalian tau, aku ini cewek korban PHP. Dan kalian tau rasanya? Rasanya itu kayak kita dikasih harapan palsu sama cowok. Ya, itu rasanya. Bayangin aja sendiri rasanya gimana.Yang penting kalo dikasih harapan palsu itu pertamanya hati dibuat melayang ke angkasa setinggi mungkin dan tiba-tiba dihempaskan ke bumi. Rasanya gimana? Sakit. Mungkin kalo beneran aku udah mati. Dan, ini hati. Hati manusia yang punya perasaan. Rasanya hati aku itu udah dikoordinasiin. Aku nggak tau maksud dikoordinasiin itu apa, tai menurutku, kata-kata itu keren :3

Cowok PEMBERI HARAPAN PALSU itu perlu dikasih undang-undang biar mereka nggak seenaknya mempermainkan hati para cewek-cewek yang sok lemah ini. Semua itu karna Kartini. Kartini hebat. Dia menciptakan emansipasi wanita. Emansipasi yang membuat cowok sama cewek itu sederajat. Tapi aku yakin, Kartini nggak pernah dikasih harapan palsu. Dan aku nggak tau hubungannya Kartini sama cowok pemberi harapan palsu apa..

Itu aja. Mungkin dibilang cuman dikit ya? Biarin. Lagian capek juga nulis. Semoga bermanfaat. Tapi dipikir-pikir nggak ada manfaatnya juga. Cuma kalo disampein didepan gedung MPR kesannya keren ya. Tapi nggak ada manfaatnya juga.

Yaudah, aku Afiek. Melaporkan dari hati yang paling dalam, dan aku cewek takut empang, Pamit. :) Cabcus cyiiin~



                                                                                                                                Wassalam,
                                                                                                                         Greyson Chance's Girlfriend

Sabtu, 05 Mei 2012

Postingan Pertama

Selamat malam semuanyaaa~ Selamat bermalam suram bagi para jomblo dan selamat bermalam minggu bagi yang punya gebetan, pacar, sampe selingkuhan..

Dan.. Selamat datang di blog ku~. Mungkin keliatan telat kali ya.. Hari gini masih postingan pertama. Tapi yaudahlah. Selamat membaca par blogger.. Enjoy~ :))

Sabtu, 13 Oktober 2012

Kamu

Satu kata, kamu. Aku tak tau harus mengartikan apa dari kata itu. Yang kutahu, kamu adalah kamu. Kamu yang kupikirkan saat ini. Kamu yang menjadi bayang-bayang diotakku. Bukannya malam ini aku belajar mempelajari rumus matematika atau fisika yang rumit dan membosankan itu, tetapi aku malah sedang menghabiskan waktu untuk memikirkanmu yang menurut orang berpendidikan itu tak penting, sama sekali. Aku bingung apa yang aku pikirkan saat ini. Mungkin namamu, wajahmu, ataupu hanya kamu. Kurasa kamu belum cukup paham untuk memahami kata-kata yang kutulis yang bahkan aku sendiripun tak mengerti.

Dalam bayangan fana, aku memikirkan apa yang harus kulakukan. Aku belum cukup dewasa untuk memikirkan ini. Dewasa memang pilihan, tapi aku tak bisa memilih untuk menjadi dewasa. Karna pengaruh umurku atau pengaruh apapun, aku tak tau. Aku merasa aku tidak ingin dewasa. Aku ingin menjadi anak-anak. Anak-anak yang penuh kebahagian, keceriaan, dan hal-hal yang kau pikirkan lainnya saat kecil. Karna menurutku menjadi dewasa itu penuh resiko. Besar tanggung jawab, ketepatan memimilih sesuatu dan hal-hal suram lainnya. Sisi lain mengajakku untuk menjadi dewasa. Aku mencoba, dan aku gagal. Aku merasa dewasa itu berjalan sesuai waktu. Entah waktu nyata ataupun fana..

Bahkan baru saja aku membahas yang berbeda dengan judul dan topik yang ku tulis. Kau bisa bilang ini bukti bahwa aku tak bisa memegang satu topik, topik dalam prinsip ataupun pilihan. Aku ingin kembali membahas 'kamu'. Bukan membahas dunia kedewasaan yang penuh resiko suram itu. Kamu. Aku terdiam sejenak. Memikirkan. Memahami. Dan mengartikannya. Seketika hening, dan aku gagal. Kamu, aku bingung dengan apa yang kutulis. Aku hanya meluapkan pikiranku tentangmu.

Kamu, aku mencintaimu. Aku menyayangimu. Aku menyukaimu. Kau mencintaiku. Kau menyayangiku. Kau menyukaiku. Kau bilang begitu padaku. Aku tak bisa bicara sepatah kata atau sepotong suku kata apapun. Aku diam. Memikirkan apa yang harus kupikirkan. Kau benar-benar mencintaiku? Aku berpikir sepertinya kamu menilaiku terlalu baik. Aku merasa sedikit aneh kau mencintaiku. Karna aku memiliki sisi yang tak kau ketauhi. Aku ragu kau benar mencintaiku. Apa benar sudah tak ada secuil rasa cinta pada orang yang dulu pernah menjadi milikmu? Aku ragu. Tapi kuharap jawabanmu 'benar'. Yang kulakukan saat ini adalah menjaga perasaanmu. Agar  perasaanmu hanya untukku. Karna aku mencintaimu. 



Fathi Abida Nurunnafi Ghaniyaska

Minggu, 16 September 2012

Teruntuk Kamu

Yogyakarta, 16 September 2012


Hai kamu. Apa kabar? Baik-baik saja kan? Aku harap begitu. Mungkin aku tak perlu memberitahumu keadaanku seperti apa. Karna mungkin sampai kapanpun kau tak peduli.

Kamu. Kamu temanku. Ya, aku masih menganggapmu temanku. Tapi aku tak tau kau anggapku apa. Mantan teman? Mungkin. Tapi ingatkah? Dulu kau bukan anggap aku teman. Bukan sahabat. Bukan juga pacar. Semacam.... Begitulah... Sulit untuk kujelaskan, mungkin kau bisa menafsirkannya sendiri.

Aku ingin menanyakan perasaanmu saat ini. Apa kau marah padaku? Maaf kan aku jika aku pernah berbuat salah padamu. Aku minta maaf atas sifat keegoisanku. Aku harap kau mengerti. Aku bahagia mengenalmu. Lebih dari satu tahun aku mengenalmu. Hanya mengenalmu. Bukan memilikimu. Karna memang aku tidak ingin memilikimu.

Kau tahu? Aku saat ini merindukanmu. Dan kau harus tau. Sudah beberapa hari ini aku merindukanmu. Aku tak tau penyebabnya. Aku hanya merasakan aku merindukanmu. Merindu saat-saat kau mengagumiku. Bukan rindu untuk dijadikan kekasih. Tapi rindu saat kau menjadi temanku. Teman dalam kesepian ku. Teman dalam kesendirianku. Selalu ada untukku. Selalu membayangiku. Selalu berharap padaku. Kau pasti bertanya, mengapa aku tau semua itu? Karna aku mengenalmu lebih dari kau mengenalku sekalipun kau pengagumku.

Sekitar 1 tahun 3 bulan yang lalu. Aku mengenalmu. Perkenalan kita cukup lucu. Tapi aku tak harus menceritakannya disini. Awalnya aku tak peduli padamu. Tapi setelah kau berusaha untuk meyakinkanku. Aku mulai nyaman denganmu. Saat kau berada disampingku. Aku tak merasakan rasa apapun. Bahkan aku hampir mengabaikanmu. Lalu, kau mulai menyerah dan pergi meninggalkanku. Tapi disaat kau meninggalkanku, aku merasa kesepian. Saat kau kembali dan menurutku aku hanya sebagai pelampiasaan saat kau sudah tak berhubungan dengan perempuan itu lagi. Aku menerimamu, tapi lagi-lagi aku tak merasakan apapun hingga akhirnya kau pergi lalu kembali. Kejadian itu terus berulang. Aku tak mengerti. Tapi aku menikmati saat-saat kau mengagumiku. 

Saat kau melirikku. Saat kau memandangku. Saat kau menatapku. Bahkan saat pertama kali kau memanggil namaku dan berbicara denganku, itu adalah kejadian bersejarah dihidupku. Saat itu aku sudah memutuskan, mungkin aku menyayangimu, dan tinggal menunggu waktu.

Dalam tiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, aku menunggu waktu, seseorang datang dikehidupanku. Memberi perhatian lebih darimu. Aku menanggapi lebih dari aku menanggapimu. Aku mengabaikannya lebih sedikit dari aku mengabaikanmu yang terlalu banyak. Aku tau kau pasti marah, kau mungkin cemburu. Dan saat kau pergi meninggalkanku, kesedihanku tidak sama dengan kau meninggalkanku sebelum-sebelumnya. Aku merasa kau tak akan kembali. Dan memang benar, kau tak kembali.

Saat ini, aku merindukanmu teman. Ya, merindukanmu saat kau menjadi temanku. Mungkin jika aku tanya, kamu akan menjawab bahwa kita bukan musuh. Tapi perasaanmu mengatakan bahwa kita musuh. Kau berhak untuk marah padaku. Tapi kenyataannya kau yang meninggalkanku. Aku tahu pasti kau akan menjawab, "Kau adalah alasan aku aku meninggalkanmu. Kau yang membuat aku meniggalkanmu. Jangan salahkan aku". Ya, seperti itulah mungkin jawabanmu.

Saat kau membacanya, pasti bingung tentang apa yang ku tulis. Tapi memang kau akan membaca? Mustahil. Kamu, aku sangat merindukanmu. Semoga kita bisa bertemu dan kau akan memanggilku. Itu yang kurapkan. Mungkin itu saja yang ingin ku tulis, hanya ku tulis. Tidak menyampaikannya padamu. Sampai jumpa.


-Aku-

Senin, 20 Agustus 2012

Penyesalan dan Kata Maaf (end)

Maaf ya posting cerita lanjutannya agak lama. Lagi sibuk nih, yang lupa cerita sebelumnya bisa klik disini. Lanjut yuk, cekidot~

Hari ini aku berangkat sekolah dengan perasaan yang sudah tentram. Aku tak menyembunyikan rasa marah, dengki, dendam, bahkan benci pada Kesha. Aku memang marah pada Kesha, tapi itu kemarin, aku sudah memaafkannya. Saat aku masuk kelas, Dicky memperhatikanku. Aku acuh padanya dan tak memperdulikannya. Tiba-tiba dia menghampiriku, "Kamu kemana saja sudah 4 hari tak masuk?", tanyanya. Aku tak menjawab. Dia bertanya lagi, "Kamu kenapa tidak menjawab?". Aku masih belum ingin berbicara. Akhirnya dia menyerah dan kembali ke bangkunya. Bel berbunyi. Kesha belum juga terlihat. Sampai pelajaran dimulaipun dia belum juga terlihat. Mungkin saja dia tak masuk, tapi mengapa? Katanya memang sudah dua hari ini dia tak masuk sekolah.

Esoknya, aku sengaja untuk berangkat lebih pagi agar membuat Kesha terkejut. Awalnya aku merasa senang karena berhasilberangkat mendahului Kesha, tapi hingga bel masuk berbunyi, ia belum juga terlihat. Rupanya dia tak masuk lagi, namun kali ini berbeda, aku seperti mempunyai firasat yang buruk. Bu Siska mulai memasuki kelas, "Selamat pagi anak-anak", sapanya. "Pagi buuu!", seru kami menjawab sapaannya. "Anak-anak hari ini kita mendapat kabar buruk. Kesha yang sudah tiga hari tak masuk sekolah mendapat musibah, dia koma selama beberapa hari di rumah sakit dan sampai saat ini dia belum sadarkan diri. Ibu harap kalian bisa mendoakan Kesha agar cepat sembuh dan berkumpul bersama kita lagi. Disamping itu.......". Belum selesai Bu Siska melanjutkan pembicaraanya, aku sontak berdiri dan berlari keluar kelas, Dicky mengejarku, aku tak peduli, aku berlari, dia kali ini tak menyerah dan terus mengejarku. Tanganku tertangkap oleh genggamannya. "Sal, tunggu. Aku akan mengantarmu!". Aku tak kuat untuk melepaskan genggamannya dan terpaksa enurut permintaannya walau sebenarnya aku tak mau.

Sesampainya disana aku meninggalkan Dicky yang sedang mermarkir motornya, aku langsug berlari memasuki rumah sakit dan bertanya dimana kamar Kesha berada. Sambil mengusap air mata yang sejak tadi menetes, aku bergegas menuju kamar Kesha. Sambil berjalan, aku kembali panik. Tanganku gemetar. Jantungku berdetak begitu kencang, Aku takut. Aku menyesal. Aku hanya bisa menangis, "Jangan tinggal kan aku Sha, sebelum kujelaskan semuanya padamu!", teriakku dalam hati.

Akupun sampai didepan kamarnya. "Salsa ya? Silahkan masuk. Kesha sudah menunggumu dari tadi, kata sesosok wanita parubaya dengan senyum ramahnya. Itu ibunya. Aku tak mengerti. Mengapa semua orang yang berada didepan kamar Kesha menangis? Ayah dan Ibunyasaling berpelukan dan tak berhenti meneteskan air mata. Aku takut. Sangat takut. Air mataku yang tadi mengalir deras, kuhapus walau nafasku masih terisak. Rasa sakit didadaku terus kutahan agar tak meluap nantinya. Aku tak ingin Kesha melihatku dengan keadaan seperti ini.

Aku memasuki kamarnya, disitulah terbaring sosok perempuan yang ku kenal. Air matanya terus mengalir saat dia meihatku. Sangat terlihat bahwa selama ini dia terus menahan rasa sakit. "Ke....sha.... a..a..aku....", belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, dia tersenyum dan berkata, "Selamat tinggal Salsa, semoga kamu bahagia. Aku sangat senang menjadi sahabatmu." Kata-kata itu adalah kata-kata terakhir yang terucap dari mulutnya. Belum sempat aku bercanda, berdebat, tertawa bersamanya lagi. Semua berlalu begitu cepat. Aku menangis. Aku tak bisa menahan bendungan air mataku. Aku memeluknya. Sosok perempuan itu sudah memejamkan matanya, selamanya. Alat pengukur detak jantung sudah menunjukan bhwa jantungnya tak berdetak lagi. Nafasnya sudah terhenti. Tubuh yang saat ini ku peluk sudah kaku, tangan dan kakinya dingin. Aku mulai melepaskan pelukanku, aku melihat wajahnya. Senyuman manis itu terus terpancar pada wajahnya ditubuh tak bernyawa itu. Aku menyesal. Sangat menyesal. Rasa sakit ini tak bisa kutahan.

"Keshaaaaaaa! Maafkan aku! Aku menyesal Kesha! Aku belum mengucapkan itu padamu!", teriakku. Dicky memelukku. Memelukku sangat erat. Memang pelukan itu yang aku inginkan tapi tidak ku inginkan untuk saat ini. Aku merasa sesak. Aku tak menginkan pelukanini, aku hanya menginginkan Kesha. Siangnya jasad Kesha langsung dimakamkan. Aku sudah tak menangis. Walau ku tahu rasa sakit dihatiku masih terasa dan aku ingin sekali menangis tapi aku tak mau membuat Kesha sedih, aku ingin Kesha bahagia disurga, karna dia juga menginginkan aku bahagia disini. Setelah pemakaman Dicky meminta untuk mengantarkanku pulang, lagi-lagi aku menuruti permintaannya. Dicky bukannya mengantarku pulang tetapi dia mengajakku ke suatu tempat, tempat dimana Kesha menjelaskan semuanya pada Dicky. Tempat itu sangat indah. "Disini Kesha menjelaskan semuanya. Dia menjelaskan setelah kau melihat kami saat pulang sekolah. Dia menolak cintaku, lalu dia mengajakku ketempat ini. Ini tempat favorit kalian bukan? Aku jatuh cinta pada tempat ini. Tempat ini sangaaat indah.", jelas Dicky dengan mata berbinar sambil melihat pemandangan sekitar. Ya memang disini tempat favorit kami. Kami memang suka pemandangan. Hamparan sawah, ya kami sangat suka hamparan sawah. Aku belum menjawab ucapan Dicky. Aku membisu. Aku tak tau apa yang harus kukatakan. "Kesha menjelaskan semuanya tentangmu, Salsa. Semuanya. Tak ada yang terlewat. Rasanya Kesha tau semua tentangmu. Aku menyukaimu, Salsa. Lebih dari aku menyukai Kesha. Aku jatuh cinta padamu bukan karna permintaan Kesha saja, tapi dari hatiku yang paling dalam.", jelasnya lagi. Aku tak bisa bicara. Aku menatap Dicky. Dia tersenyum. Apa yang harus kukatakan?. "Ijinkan aku untuk menjadi pacarmu, Salsa..", sambungnya sambil menggenggam tanganku. Aku melepas genggamannya. "Maafin aku Dicky. Aku memang mencintaimu, sejak lama. Tapi aku tak bisa untuk menjadi pacarmu. Aku tak bisa bahagia denganmu sedangkan Kesha tak bisa melihatku bahagia", jawabku sambil terisak. "Dia bisa meihatmu bahagia, bahkan dia bisa merasakannya.", timpal Dicky. "Tapi aku yang tak bisa, maaf kan aku", balasku sambil menangis. "Tak apa, sudah tak usah menangis", katanya sambil mengusap air mataku dengan senyuman ramahnya. Tiba-tiba dia mengambil sepucuk surat dari kantongnya, "Ini surat dari Kesha, lebih baik kau membacanya dirumah. Ayo ku antarkan kamu pulang.", katanya. Sesampainya di rumah, aku membuka surat itu yang berisi..

     dear Salsa,
Maaf karena aku telah mengecewakanmu
Maaf aku tak bermaksud untuk mengkhianatimu
Kemarin, pernyataan cinta Dicky padaku ku tolak
Karena aku berjanji, aku selalu mendukungmu
Aku juga minta maaf..
Selama ini aku mengidap kanker paru-paru
Aku ingin menceritakan padamu selagi sempat
Namun ternyata waktuku tak sempat
Maaf aku tak bermaksud untuk merahasiakan ini darimu
Salsa... Terimakasih
Aku senang menjadi sahabtmu
Aku bahagia saat bercanda dan bertengkar bersamamu
Terimakasih kau mau menerimaku walau awalnya kau memembenciku
Terimakasih... hanya kamu yang memandangku berbeda
Terimakasih... kamu telah memeperlakukanku seperti manusia biasa
Terimakasih Salsa.. karnamu aku dapat tertawa bebas tanpa beban
Terimakasih.. kuharap kau tetap senang dan selalu riang
Semoga kamu tetap menjadi Salsa yag kukenal, tak pernah berubah..

-Kesha-

Surat itu membuatku kembali meneteskan air mata. Aku berjanji pada diriku sendiri untuku dan untuk Kesha agar aku tetap riang, senang, dan tak akan berubah seperti yang Kesha kenal. "Sama-sama Kesha. Aku juga senang menjadi sahabatmu. Aku menyayangimu..", bisikku dalam hati.


-TAMAT-

Minggu, 12 Agustus 2012

Penyesalan dan Kata Maaf (part II)

Kali  ini mau posting tentang lanjutan cerpen kemaren ya, yang belum tau bisa lihat disini :) So, enjoy reading guys;)

Behari-hari aku tetap duduk dengannya, Kesha memang orang yang cukup asyik, ramah, cerdas, terbuka, dan juga dermawan. Karena hamir setiap jam istirahat, dia selalu membagi sedikit bekal makanannya untukku, padahal aku juga sudah membawa bekal makanan. Terkadang, kalau ada pelajaran yang tidak aku mengerti, dia selalu siap menjelaskan kepadaku. Benar-benar hebat anak ini.

Tetapi tak semua itu berjalan lancar. Kami juga sering bertengkar karna masalah sepele. Pernah saat aku mengambil penghapus tiba-tiba Kesha merebut dan mangakui bahwa penghapus itu miliknya. Karena aku yang menemukannya, aku tak mau kalah dan aku memprotes. Akhirnya aku mengalah, ku berikan penghapus itu pada Kesha. Setelah itu kami masih memperdebatkan karet apa yang digunakan untuk membuat penghapus itu. Sering kali kami juga memperdebatkan sesuatu yang tak wajar untuk diperdebatkan seorang siswi SMA. Seperti siapa yang mengurusi masalah uang kenegaraan, masalah devisa negara, masalah demokrasi, hingga mahalnya ikan para nelayan. Aneh memang, tapi menurutku itu hal yang menarik.

Setelah banyak hal yang kami hadapi bersama, akupun merasa akrab dengannya. Alamak, pergi kemana keteguhanku bahwa aku tak ingin akrab dengannya? Entahlah, aku sudah tidak memikirkannya. Toh pepatah juga bilang bahwa manusia bisa berubah sewakttu-waktu. Tentu saja aku masuk dalam golongan manusia itu. Lagian Kesha juga sudah berjuang semampunya untuk tetap bertahan menjadi temanku dalam menghadapi sikapku itu, tak ada salahnya aku menghargai itu.

Hari ini, entah mengapa aku tak dapat mengalihkan pandanganku dari pujaan hatiku. Dicky namanya. Apa dia punya perasaan padaku? Apa aku bisa menyatakan cinta pada Dicky? Atau aku harus menunggunya untuk menyatakan cinta kepadaku? Entah. Aku tidak tahu jawaban dari semua pertanyaan itu. "Hei, kamu kok melamun? Ngeliatin siapa sih?", tanya Kesha yang mengagetkan ku. Kesha berusahan mencari-cari arah pandanganku kepada siapa. Aku hanya tersenyum kecil. "Dicky ya!", teriaknya. Sontak aku langsung menutup mulutnya, dan untung saja Dicky tidak mendengarnya. Aku berusaha untuk tidak salah tingkah dan menggoda Kesha untuk menutupinya, "Hah? Eh? Enggak. Hayoooo! Jangan-jangan kamu yang suka pada Dicky!". "Iya, aku suka padanya", jawab Kesha santai tapi penuh keyakinan. Mulutku menganga. Tubuhku lemas. Tak tau apalagi yang harus kukatakan. Bagaimana bisa kami menyukai orang yang sama? Apa aku harus merelakan Dicky untuk Kesha? Atau aku tak memerdulikan perasaan Kesha sehingga aku tetap menyukai Dicky? Hanya pertanyaan-pertanyaan itu yang muncul dalam pikiranku. Sepertinya Kesha mengerti raut wajah dan kepanikanku saat itu. "Tenang saja, aku hanya bercanda. Aku sangat mendukung rasa sukamu itu", sambung Kesha sambil mengedipkan satu matanya. Kami pun tertawa.

Akhir-akhir ini Dicky sering memandang ke arah bangkuku. Entah memandangi Kesha atau memandangiku. Tapi aku selalu berharap dia memang memandangiku. Kalau memang dia memandangi Kesha, yang kutahu Kesha selalu acuh. Akupun merasa lega dengan sikap Kesha terhadap Dicky. Alangkah baiknya Kesha. Beruntung sekali aku mendapatkan sahabat sepertinya. Sahabat sejati yang selalu mengerti perasaanku. Aku berencana untuk memberitahu pada Kesha tentang perasaanku pada Dicky.

Hari ini, sepulang sekolah Kesha sudah menghilang entah kemana, dia sama sekali tak berpamitan padaku. Karna memang kami biasa pulang bersama. Mungkin saja dia langsung pulang untuk pemotretan seperti beberapa hari lalu, namun hari ini aneh, dia tak berpamitan sama sekali. Akupun berjalan menuju gerbang sekolah untuk menunggu jemputan. Setelah lama menunggu, aku memutuskan untuk menaikki angkutan umum. Karna aku merasa malas untuk pulang terlalu cepat, aku memutuskan menunggu angkutan umum itu tidak ditempat seperti biasanya, aku ingin memutari kota terlebih dahulu. Saat perjalanan menuju halte angkutan umum, aku bertemu dengan Dicky. Senang bukan kepalang perasaanku saat itu. Namun perasaanku tiba-tiba menjadi rasa sakit karna aku melihat Kesha disana bersama Dicky. Sedang apa mereka?

"Kesha maukah kamu menjadi pacarku?", ucap Dicky sambil memegang tangan Kesha. Ucapan itu terdengar jelas ditelingaku. Kaget, sesak,sakit, bingung, kesal, marah, emosi, semua itu bercampur aduk memenuhi kepalaku dan perasaan-perasaan itu menggumpal dalam hatiku. Kesha yang tiba-tiba sadar akan kehadiranku, langsung menepis genggaman tangan Dicky. Dia berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Dia berteriak. "Salsa! Ini nggak seperti yang kamu lihat. Aku tak bermaksud apapun. Ini hanya......". Aku tak mendengarkan ucapannya lagi. Aku menutup telingaku dan berlari terus menerus tanpa mengalihkan pandanganku ke arahnya yang terus memanggilku. Dicky juga berusaha mengejarku, aku menghiraukannya.  Tanganku tertangkap oleh genggapan Dicky, aku melepaskannya, dan terus berlari sambil menangis. Perasaanku campur aduk.

Esoknya aku memutuskan untuk tidak berangkat sekolah. Pikiranku kacau, aku takut jika masuk sekolah aku tidak bisa mengikuti pelajaran. Kesha terus menghubungiku. Tapi aku acuh dan membiarkannya. Dua hari aku tak masuk sekolah, dua hari itu juga dia tak berhenti untuk menghubungiku. Hari ketiga, akhirnya dia menyerah dan tidak menghubungiku. Aku memikirkan sikap apa yang harus kuambil. Bagaimana harus mengambil keputusan yang bijak agar tak menyakiti siapapun? Aku merasa akan dikhianati. Setelah aku berpikir panjang. Akupun letih. Aku mengingat peristiwa-peristiwa menyenangkan bersamanya. Kesha adalah sahabat terbaikku. Dia tidak pernah sengaja menyakitiku. Dia baik padaku. Dia selalu mengerti apa yang kurasakan dan kupikirkan. Tapi apa yang dia lakukan tiga hari yang lalu. Dia tiba-tiba menghilang dan aku menemukannya saat dia bersama pujaan hatiku, orang yang kusukai, Dicky. 

Setelah beberapa hari tak masuk sekolah, aku memutuskan untuk masuk dan bercerita tentang apa yang kupikirkan. Dan kami pasti bisa bercanda, bertengkar, berdebat, tertawa bersamanya lagi.

Bersambung...

Jumat, 10 Agustus 2012

Penyesalan dan Kata Maaf (part I)

"Selamat tinggal Salsa. Semoga kamu bahagia", kata sesosok manusia sambil berisak memandangku. Aku tidak mengingatnya dengan jelas, namun rasa sakit dihatiku masih kurasakan. Wajahnya yang seperti terpaksa menampakan senyuman. Pandangannya yang seakan berat untuk berpaling dariku dan air matanya yang terus mengalir membasahi pipinya.

JEDEEEEEER!! Suara petir membangunkan dari mimpi yang tadi ku alami. Gelap. Suara hujan terdengar sangat keras. Listrik mati, mungkin memang sengaja dimatikan oleh pusat karena cuaca yang sangat buruk. Ku ambil lilin diatas almari, ku nyalakan perlahan. Sudah subuh ternyata. Akupun beranjak mengambil air wudlu dan menunaikan sholat subuh. Setelah itu aku melakukan rutinitas yang biasa dilakukan oleh seorang pelajar sebelum berangkat sekolah.

Akhirnya aku sampai disekolah setelah berjuang dengan kakakku untuk melewati licinnya jalan raya karena tadi pagi hujan turun sangat deras. Satu menit saja terlewat, aku bisa terlambat dan mungkin aku bisa berlari mengelilingi lapangan sebanyak 10kali. Sampai kelas, hatiku mulai tenang Capek memang, tapi tak apa asalkan aku tidak terjebak dalam hukuman maut itu. Namun sialnya, karena aku sampai disekolah sudah siang, tak ada bangku yang tersisa dikelas. Sebenarnya ada, tapi aku tak pernah menganggap bangku itu ada, karena terletak jauh dibelakang, pojok pula. Dengan langkah tergontai, aku harus bisa menerima kenyataan bahwa aku akan duduk dibangku itu, yang penting aku masih bisa menyimak pelajaran.

Tiba-tiba bel berbunyi. Dan Bu Siska memasuki kelasku dengan anggunnya. "Ya, anak-anak, kali ini kelas kita kedatangan siswi baru, mungkin sebagian dari kalian sudah mengenalnya karena dia ini seorang model disalah satu majalah remaja.", kata Bu Siska dengan senyum merekah diwajahnya. Disaat seperti ini saja, beliau ramah. Andai saja disetiap jam pelajarannya pasti tidak sedikit siswa yang senam jantung, papan tulis yang terbelah akibat pukulan mautnya dan penghapus yang hilang entah kemana akibat lemparan hattricknya.

Kelas sontak mulai riuh. Siswa perempuan mulai bergosip ria menebak siapa yang akan menjadi siswi baru dikelas ini. Sedangkan siswa laki-laki sibuk bercermin, menyisir rambut, bahkan tak sedikit dari mereka yang mulai menulis. Rajin sekali, tapi sayang, bukannya menulis pelajaran melainkan menuliskan puisi ataupun surat cinta untuk siswi baru itu. Pelajar jaman sekarang memang ajaib sekali.

Bu Siska mulai menenangkan kelas yang gaduh itu, "Diam anak-anak!", teriaknya. Sontak kelas langsung hening. Tiba-tiba masuklah seorang gadis cantik, manis, putih, tinggi, dan seperti penampilannya, dia terlihat orang kaya. Tetapi menurutku kecentilan, kegenitan, dan terlalu banyak gaya, itu membuat kesempurnaan fisiknya runtuh. "Kenalin, namaku Kesha. Umur 15tahun. Hobbyku keliling dunia dan punya banyak cowok. Kalau ada yang mau daftar SMS aja ke nomor 081888675555, jangan lupa ketik 'hai' (spasi) 'cantik', dan satu lagi jangan lupa nyebutin nama pengirim ya", katanya untuk memperkenalkaan diri,

Kelas gaduh kembali. Siswa laki-laki langsung mencatat nomor itu, tapi tak banyak juga yang mengusir teman sebangku mereka agar siswi itu bisa duduk disebelah mereka. Aneh sekali dia, Percaya dirinya sangat tinggi. Jangan sampai aku akrab dengannya. Naudzubillah, pasti dia orang yang sangat menyebalkan, gumamku dalam hati. Sudahlah, kualihkan pandanganku pada sosok pujaan hatiku. Ah dia melihatku, senangnya hatiku. Andai dia tahu perasaanku yang sebenarnya.

Sedang asyiknya melamun dan memikirkan pujaan hatiku itu, tiba-tiba sesosok manusia menghampiri bangku ku dan berkata, "Hei, aku bolehkan duduk disebelahmu?". Aku tersentak kaget. Apa??? Inikan orang aneh itu, Siapa namanya? Kesha? Ah aku tidak peduli siapa namanya. Lalu apa yang harus ku katakan? pikirku. Spontan bibirku bergerak dan membentuk suara, "boleh kok". Alamak, apa yang kukatakan tadi? Bisa-bisanya aku menyanggupi kata-katanya. Baik, cukup hari ini saja. Besok jangan sampai aku duduk dengannya lagi.

Tadinya aku mengira Kesha anak yang cerewet, heboh, banyak tingkah. Tapi ternyata selama pelajaran dia hanya diam. Alamak, kemana rasa percaya dirinya tadi? Menarik juga anak ini. Tapi jangan sampai aku akrab dengannya. Jangan sampai. Aku harus menampilkan kesan buruk padanya bahwa aku tidak mau akrab dengannya. Dia mengajakku bicara, aku hanya menjawab singkat. Dia bertanya sesuatu, aku menjawab dengan nada ketus. Dia melucu, aku hanya tertawa namun hanya pura-pura, bahkan aku tidak tertawa sekalipun. Kejam, tak adil, aku tahu. Tapi aku punya batasan tersendiri untuk tidak berteman orang seperti dia.

Esoknya, aku sengaja berangkat siang tapi tidak terlambat. Aku melakukannya agar aku tak duduk dengannya lagi. Tak apa duduk dibangku menyebalkan itu, asalkan aku tak sebangku dengan anak itu. Toh dia juga berangkat pagi, pastilah dia akan duduk didepan bersama teman sebagku barunya. Namun tak kusangka, ternyata dugaanku salah. Salah besar. Rencanaku gagal. Memang, dia duduk dibangku depan tetapi dia telah mengosongkan satu bangku sampingnya untuk kududuki. Hebat. Ternyata dia cukup sabar menghadapi perlakuanku ini. Atau mungkin tak ada yang mau duduk dengannya? Entahlah, aku sangat sial.

Bel istirahat berbunyi, aku bergegas mendatangi salah satu bangku temanku dan bertanya, "Apa tadi tidak ada yang mau duduk dengan Kesha? Kenapa bangku sebelahnya kosong?". "Tidak. Tadi justru banyak yang ingin duduk dengan Kesha, tapi dia bilang bangku itu untukmu." Alamak, apa yang dia lakukan? Kesha memang anak yang aneh.....

Bersambung...

Sabtu, 09 Juni 2012

They...

Hai, selamat malam minggu semuanyaaaaaa. Ehem, oke, karna aku orangnya baik hati, jadi aku berusaha menghargai para jomblo. Jadi selamat sabtu malam bagi jombloers (baca: para jomblo). Hahahaha.. oke, aku juga jomblo kok._.v

Okey.. Malam ini mau posting tentang "mereka". Mereka siapa? Penasaran? Makanya simak :p. Aku malem ini posting tentang Sun Family sama anak 9B, terutama cewek. Yang cowok lain kali ya._.v. Karna dipostingan sebelumnya aku cuman bahas Sun Family sama 9B dikit, jadi sekarang mau lebih detail.. Cekidot..

      ~Sun Family~

Sun Family. Sun Family diambil dari kata "Keluarga Matahari". YAIYALAAAAH. Katak kayang aja juga tau. Haha oke, tapi emang bener kan Sun Family diambil dari kata Keluarga Matahari, karna emang itu bahasa inggrisnya ._.v. Kenapa kita pilih nama dari kata Keluarga Matahari? Sebenernya aku gatau juga kenapa, cuman tiba-tiba Dina langsung namain aja gitu Keluarga Matahari, jadi tanya Dina aja. Tapi, kalo dikaitin, kenapa kita bisa namain Keluarga Matahari aku tau. Matahari itukan cerah, terang, berseri, penuh semangat, dapat dipercaya, jujur, dan nyaman dikaki. Itukan cucok banget sama kita. IYA ITU SEMUA KITA BANGEEET! B). Sori nggak santai-_-v. Dari pada bingung sama kata-kata ku yg ga penting banget tadi, mending aku jelasin siapa ajasih anggota dari  Sun Family? Okey, Cekadit...

1.) Berty Istijabah Putri as First Sister

Kita (aku, dina, abi) biasa panggil dia Mbak Berty. Mbak Berty ini baiiiiiiiiiiiik banget. Udah gitu dewasa. Terus mbak berty ini paling enak diajak curhat. Aduh, kalo curhat sama dia itu nyaman deh. Berasa duduk di sofa. Terus kalo ngasih solusi ituuu.. beeeeh... absurd abis  dewasa abiiiis.. Dia itu juga sering bimbing adek-adeknya. Dan kalo udah jadi eMbak itu ya bertanggung jawab. Oke, apalagi ya? Saking-banyaknya-baik-bangetnya, jadi bingung dan salting mau jelasin :>. Pokonya seneng banget punya embak kaya dia deeeh. Makasih buat selama ini mbak ber tersayaaaaaang~ ({}) :*

2.) Mochamad Abi Karami as Second Brother
Abi. Hahaha gatau kenapa aku ketawa ._.v. Abi ini orang baik banget. Terus ga kalah dewasa sama Mbak Berty. Padahal umurnya gajauh dari aku, cuman beda sekitar 5bulanan. kaya ibu hamil ya 5 bulanan -_-v. Kalo curhat sama Abi itu enak banget. Kalo ngasih saran juga nggak absurd-absurd banget. Terus dia itu juga lucu. Lucu humoris maksudnya. Sering bangetlah ketawa kalo sama dia. haha aku lebay ya? yagitudeh. Dulu pertamakali aku panggil dia itu 'Mas Abi'. Terus sempet 'Bang Bi', Terus ganti lagi 'Kak Abi'. Hahaha jangan ketawa ya, itu aku masih polos. Tapi sekarang lebih enjoy manggil nama tapi aku masih menghormati dia kakakku :). Gitu duluya, bingung apa lagi._. Pokonya abi ini orangnya, baik, asik, lucu, humoris, dewasa, rada bijak. apalagi ya? mau tau? kenalan gih sama dia. Bisa hubungin Nada. Nada itu pacarnya ._.

3) Rhizky Annisa Ridyna Gunaedi as Third Sister
Dina. Dina apaya? Dina kan udah aku jelasin dipostingan sebelumnya. Jadi diskip aja yah? Oke skip :p (Ampun din. Ampun ._.v)

4) Rachma Novita as GrandMother
Norim. Hahaha tuhkan ketawa lagi. Norim itu panggilannya. Kenapa bisa Norim? Karna Norim itu singkatan dari Novita Morimoto. Soalnya jaman dulu dia suka personil boyband Jepang Hey!Say!Jump!. Namanya Ryutaro Morimoto. Gatau mungkin saking fanatiknya atau mau bedain namanya, karna kebetulan sekelas ada yg namanya Rahma juga. Bedanya ga pake C. Norim itu di Sun Family jadi Nenek kita. Gak tau pastinya dari mana, cuman kaya cucok aja (Ampun rim ._.v) Yagitudeh.. Norim ini orang lucuuuuuu banget. Kocaaaaaak banget. Humoriiiiiis banget. Pokoknya temen-temennya humoris deh. Dia ini juga baik, pengertian, setia (lho?) bukan, ya dia ini baik banget, kadang dewasa juga, mau tau lagi? Makanya kenalan sama dia, bisa hubungi Vidi. Vidi itu tukang kebunnya. Eh bukan, pacarnya (Ampun Vid._.v)

5) Utas Harguna Liani as GrandFather
Utas. Hahahaha aku ketawa lagi. Utas ini orangnya lucuuuuu banget. Jiwa komedinya itu udah melekat dalam dadanya *eh. Dalam jiwanya maksudnya. Utas ini orang baik, kadang dewasa, kadang enggak. Terus gatau kenapa kadang dia itu juga kecewe-cewean gimanagitu. Gatau bawaan dari lahir atau dari jiwanya. Tapi itu jelas bagian dari komedinya. Tapi gatau juga, siapa tau beneran (Ampun tas ._.v) Dan yang harus kalian tau, bokongnya Utas ini SEMOK. BANGET MALAH. Oke, ini ga santai, ntar dikira malah napsu. Yagitudeh bokongnya, mau liat bokongnya? Ketik REG (spasi) SEMOK kirim ke Utas, jangan lupa bawa seperangkat alat solat ya ._.

6) Himawan Adrian Satriya Putra as Father and Mother
Gatau itu nama panjangnya bener apa enggak._. Hima ini sebenernya cowok, tapi gatau kenapa kita anggepnya itu jadi Bapak sekaligus Ibu. Trus malah pada bilang dia itu punya ganda. Jadi dipanggilnya Bapak sama Ibu. Ga tau sekarang hima masih dianggep jadi bapak atau enggak._.v makanya aku tulis terakhir. Ya sebenernya hima ini orangnya baik, sukanya curhat, dan gendut (ampun him._.v) gitudeh si Hima. Makanya kenalan sama dia. Tinggal hubungi Yoan. Karna Yoan itu Pacarnya.

Okey. Keanam-enamnya udah aku sebutin dan diantara 6 orang itu yg jomblo cuma aku, dina, mbak berty. *Jlebb! iya, yg mau jadi pacar kita silahkan pergi yaa. Hahahahaha. Hmmm.. yang aku inget dari mereka ini, mereka pernah kasi aku kado. Kado ulang tahun. Isinya ituu.. Kasih tau ga ya..  enggak deh._.v

Okey, itu aja ya. Semoga bermanfaat. Selamat malam semuanyaaaaa *kecup*

Senin, 04 Juni 2012

She and Me

Hallo selamat malam semuanyaaaa. Maaf posting malem banget. Soalnya insom nih terus kebetulan juga lagi kesepian -_-. Yap. Alhamdulilaaah. Akhirnya aku lulus dan udah jadi ex-SMP 3 Yogyakarta. Dan, kalo menurutku sih hasilku ga memuaskan dan aku kecewa. Tapi setelah dipikir-pikir buat apa aku kecewa. Toh ini hasil kerja kerasku. Jadi mungkin aku harus lebih menghargai hasil kerja kerasku sendiri.:)

Ngomong-ngomong disini aku mau posting tentang dia dan aku. Yap, dia ini aku maksudkan buat temenaku SMP 3. Sediiiih banget rasanya kalo mau pisah gini. Yaampuuuun. Dan sedih lagi abis baca blog ini. Iya. Itu blognya dina.
Disitu aku bener-bener speechless banget bacanya. Aku sayang banget sama Dina. Kalo boleh, aku kenalin dulu siapa dia. Rhizky Annisa Ridyna Gunaedi. Biasa dipanggil Dina. Orangnya kecil, lucu, cantik, imut, unyu gimana gituuu. Iyakan, ciri-cirinya persis banget difoto? Selama 2 tahun sama dina, itu apa ya? ya gitudeh. Aku cuma mau bilang kalo dia itu baik banget banget banget. Berasa malaikat. Dia itu dewasa walaupun umurnya ga jauh dari aku. Dia juga suka ngalah. Aku udah anggep dia sebagai kakak. Dan aku seneng banget punya kakak kaya dia. Ga bisa bayangin bentar lagi bakal pisah sama dia. Perasaan barusan kemaren aku sama dina ketawa bareng di bis waktu perjalanan ke Bali. Perasaan  baru kemaren aku sama dina ketawa-ketawa waktu ngerjain tugas, becanda waktu ulangan, ketawa-ketawa waktu kita duduk ga nyampe. Sumpah kebaikannya dia itu banyak banget,. Dia itu mau aku suruh temenin buat berangkat pagi. Dan asal kalian tau, yang ngedesign blog ini itu dina. Mungkin blog ini theme ga bakal aku ganti buat kenangan dina. Dan 1 kenangan lagi yg mungkin susah ilang itu benjol dikepalaku. Yap, benjol dikepalaku itu yg benjolin dina. Dan saat itu kita malah ketawa. Karna emang sesuatu yg ga lucu itu pasti buat kita ketawa. Aneh emang, tapi itu emang kita.  Dina, aku cuman mau bilang makasih sama kamu selama 2 tahun ini. Makasih kamu udah mau jadi temen sekaligus kakak bagi aku. Maafin kalo misal aku egois sama kamu. Maafin kalo aku misal sering kagolin kamu. Maafin semua kesalahaku ya din. Karna aku nglakuin itu mungkin buat nunjukin rasa sayangku ke kamu. Dinaaaaa. mkasih banyaaaaaaak. :')

Nggak lupa aku makasih buat anggota Sun  Family. Yap, Mbak berty, abi, norim, utas. Makasih banget buat kalian. Makasih aku udah jadi bagian dari Sun Family. Makasih selama ini udah nganggep aku adek. Seneng banget punya kakak-kakak kaya kalian. Seneeeeeeng banget. Aku sayang kalian. Aku bakal nyimpen terus boneka 'smile' itu :') sukses terus buat kalian. :) Dan buat anak 9B, makasih banyak buat kalian. Makasih udah buat aku ngerasa ada. Seneng bisa berasa diantara kalian. Kalian semua baik-baik, ceria, kompak. Aku sayang kaliaan.. Aku ga bakal lupain kalian :) Maaf ya kalo aku rada lebay. Makasih buat andru, anggun, arsya, berty, desi, dian, fikar, fahri, febry, iman, guntur, hima, anis, abi, widi, lutfi, sulkhan, khansa, ica, nadha, prawida, norim, rahma, rtih, anggre, dina, ridho, sita, utas, wulan, yoan, yulis, zakki, candra. Sayang kalian semuaaaa... 

Yaudah, gitu dulu yaa. Jujur, aku posting ini sambil nangis, gatau kalo yg baca nangis juga apa enggak ._.v Selamat malam semuanyaaaa :))))

Jumat, 25 Mei 2012

Dag Dig Dug

Hai.. Selamat siang hampir sore semuaa.. Buat postingan yg dijanjiin beberapa minggu yang lalu yang mau ngebahas tentang si dia itu diskip dulu ya. Kapan-kapan deh janji ._. Oke. Judul diatas emang agak gimana gitu ya. Kayak judul lagu ya? Bodo amat. Lagian emang yang mau dibahas rada bikin dagdigdug kok. Ada yang ga tau maksud dag dig dug? Yang ga tau, aku kasih tau, dagdigdug itu maksudnya deg-degan. Deg-degan ga tau juga? Deg-degan itu semacam harap-harap cemas, campur grogi, campur nerves, campur gugup, campur takut, dan jadilah gado-gado dengan minuman es campur. Enggak, bukan itu kok. Ya gitulah, kalo ga tau nanya sama IronMan aja-_-

Jadi yang bikin dagdigdug itu bukan karna cowok atau siapa. Tapi karna pengumuman KELULUSAN UN SMP tahun 2012. Yap, disini aku bener-bener takut, deg-degan gimana gitu. Mungkin bukan cuman aku, murid SMP lainnya juga bakal gitu pasti. Pasti pada ga maulah ngecewain dirisendiri, orang tua, sodara-sodara. Ga mau kan? Apalagi ngecewain orang tua. Ga tega banget ngeliat mereka sedih, kecewa, sama nilai kita. Padahal mereka mungkin berusaha sekuat tenaga buat nyemangatin kita, ngelesin kita, pokoknya ngasih terbait buat kita sekarang dan nanti. Makanya, disini bener-bener deg-degan banget.

Nah, disisilain, aku juga berusaha menikmati masa-masa kayak gini. Masa-masa ga ada pelajaran. Masa-masa teserah kita mau masuk sekolah atau meliburkan diri. Disini itu masa-masa paling enak deh buat pelajar. Walaupun setengah persennya masih mikirin hasik kelulusan tadi, tapi setidaknya setengahnya sisanya bisa kita nikmatin buat masa-masa surga dunia bagi pelajar ini. Oh indahnyaaa..

Makannya itu, disaat seperti ini. Disaat-saat deg-degan nunggu pengumuman, kita harus bisa menikmati masa ini, karna ini cuma dapet terjadi sekali dalam seumur hidup. Nggak mungkinkan waktu kita dewasa terus pengen balik lagi ke masa ini dan jadi murid SMP lagi? Nggak akan bisa. Dan disaat surga dunia para pelajar ini juga harus di nikmati. Kalo yang satu ini jangan sampe ketinggalan lah :p. 

Mmm.. kayaknya itu aja yaa. Intinya, kalo hasilnya nggak memuaskan, berusahalah mensyukurinya walau emang beraaaaat banget. Tapi yang jelas, aku berdoa buat semuanya tulus dari dalam hati, aku sama temen-temenku lulus 100% dengan nilai paling baik. Amiiin.. :) Yaudah aku pamit ya. Dadaaaaah~

Broadcast~

 hai temen2 pecinta afiek, aku mau broadcast nih hehe
follow blog temen aku ya >> raridyna.blogspot.com << anaknya asik, dia yg bikin blogku jd gini :3 baik yaaa imut lagi :D di follow yaaaaaaa
Arigatou gozaimasuuu X3

Jumat, 18 Mei 2012

Satu Kata, Kagol.

Selamat malam semuanya. Basa-basinya biasa aja ya. Lagi badmood nih. Ya cara menghibur lagi badmood ya mungkin cuman nulis. Yaudah, disini aku mau cerita tentang 'kagol' aja ya?

Yap. Kagol. Satu kata yang sederhana, tapi kalo dirasakan bisa dibilang nyesek juga. Kalo kita kagol itu rasanya nggak enak. Langsung badmood. Buat nglakuin apa-apa ga enak. Kayak aku sekarang. Tapi sebenernya ada juga kagol yang buat bercanda. Kayak aku sama temen-temenku, kita kagol-kagolan buat lucu-lucuan. Jadinya ya pasti asik dan seru banget. Tapi sayangnya aku kagol beneran. Rasanya itu kaya kita dikagolin sama orang. Ya pikir sendiri deh ._. Maaf ya kalo misal rada giman gitu. Tapi aku nulis ya emang pikirannya lagi begini. Kayak orang boker tapi ngedennya sambil nyanyi. Nah loh, gimana itu jadinya? Nanya ke Kak Seto aja kalo nggak tau. *depresi kagol*

Tapi, asal kalian tau, buat orang kagol itu rasanya enak banget. Kayak plong gimana gitu. Kalo menurutku sih. Gak tau juga yang lain. Tapi kadang juga nggak enak sama orangnya. Bodo amat juga sih. Salah siapa bikin kgol duluan-_-

Mungkin waktu baca, kalian bertanya-tanya, "Sebenernya ni orang cerita kalo dia kagol itu kagol kenapa sih?". Iya, aku kagol karna seseorangg. Seseorang penganggu. Gitulah. Bikin males. Nggak tau diri banget. -___-

Maaf ya, mungkin disini cuma buat pelampiasan aja. Nggak maksud buat pamer kalo aku kagol sih. Yaudah. Selamat malam semuanyaa.. InsyaAllah, janji deh postingan selanjutnya bahas dia. Cuman agak malu sih. Tapi tungu aja deh. Happy Friday. Happy FreeDay night :))

Minggu, 06 Mei 2012

Cowok Pemberi Harapan Palsu

Selamat malam semuanyaaaa.. Hari ini mau posting tentang cowok pemberi harapan palsu. Tapi disini bukan mau mendefinisikan PHP(Pemberi Harapan Palsu) itu apa. cuman menyampaikan opini aja :)

Iya. Asal kalian tau, aku ini cewek korban PHP. Dan kalian tau rasanya? Rasanya itu kayak kita dikasih harapan palsu sama cowok. Ya, itu rasanya. Bayangin aja sendiri rasanya gimana.Yang penting kalo dikasih harapan palsu itu pertamanya hati dibuat melayang ke angkasa setinggi mungkin dan tiba-tiba dihempaskan ke bumi. Rasanya gimana? Sakit. Mungkin kalo beneran aku udah mati. Dan, ini hati. Hati manusia yang punya perasaan. Rasanya hati aku itu udah dikoordinasiin. Aku nggak tau maksud dikoordinasiin itu apa, tai menurutku, kata-kata itu keren :3

Cowok PEMBERI HARAPAN PALSU itu perlu dikasih undang-undang biar mereka nggak seenaknya mempermainkan hati para cewek-cewek yang sok lemah ini. Semua itu karna Kartini. Kartini hebat. Dia menciptakan emansipasi wanita. Emansipasi yang membuat cowok sama cewek itu sederajat. Tapi aku yakin, Kartini nggak pernah dikasih harapan palsu. Dan aku nggak tau hubungannya Kartini sama cowok pemberi harapan palsu apa..

Itu aja. Mungkin dibilang cuman dikit ya? Biarin. Lagian capek juga nulis. Semoga bermanfaat. Tapi dipikir-pikir nggak ada manfaatnya juga. Cuma kalo disampein didepan gedung MPR kesannya keren ya. Tapi nggak ada manfaatnya juga.

Yaudah, aku Afiek. Melaporkan dari hati yang paling dalam, dan aku cewek takut empang, Pamit. :) Cabcus cyiiin~



                                                                                                                                Wassalam,
                                                                                                                         Greyson Chance's Girlfriend

Sabtu, 05 Mei 2012

Postingan Pertama

Selamat malam semuanyaaa~ Selamat bermalam suram bagi para jomblo dan selamat bermalam minggu bagi yang punya gebetan, pacar, sampe selingkuhan..

Dan.. Selamat datang di blog ku~. Mungkin keliatan telat kali ya.. Hari gini masih postingan pertama. Tapi yaudahlah. Selamat membaca par blogger.. Enjoy~ :))

Sabtu, 13 Oktober 2012

Kamu

Satu kata, kamu. Aku tak tau harus mengartikan apa dari kata itu. Yang kutahu, kamu adalah kamu. Kamu yang kupikirkan saat ini. Kamu yang menjadi bayang-bayang diotakku. Bukannya malam ini aku belajar mempelajari rumus matematika atau fisika yang rumit dan membosankan itu, tetapi aku malah sedang menghabiskan waktu untuk memikirkanmu yang menurut orang berpendidikan itu tak penting, sama sekali. Aku bingung apa yang aku pikirkan saat ini. Mungkin namamu, wajahmu, ataupu hanya kamu. Kurasa kamu belum cukup paham untuk memahami kata-kata yang kutulis yang bahkan aku sendiripun tak mengerti.

Dalam bayangan fana, aku memikirkan apa yang harus kulakukan. Aku belum cukup dewasa untuk memikirkan ini. Dewasa memang pilihan, tapi aku tak bisa memilih untuk menjadi dewasa. Karna pengaruh umurku atau pengaruh apapun, aku tak tau. Aku merasa aku tidak ingin dewasa. Aku ingin menjadi anak-anak. Anak-anak yang penuh kebahagian, keceriaan, dan hal-hal yang kau pikirkan lainnya saat kecil. Karna menurutku menjadi dewasa itu penuh resiko. Besar tanggung jawab, ketepatan memimilih sesuatu dan hal-hal suram lainnya. Sisi lain mengajakku untuk menjadi dewasa. Aku mencoba, dan aku gagal. Aku merasa dewasa itu berjalan sesuai waktu. Entah waktu nyata ataupun fana..

Bahkan baru saja aku membahas yang berbeda dengan judul dan topik yang ku tulis. Kau bisa bilang ini bukti bahwa aku tak bisa memegang satu topik, topik dalam prinsip ataupun pilihan. Aku ingin kembali membahas 'kamu'. Bukan membahas dunia kedewasaan yang penuh resiko suram itu. Kamu. Aku terdiam sejenak. Memikirkan. Memahami. Dan mengartikannya. Seketika hening, dan aku gagal. Kamu, aku bingung dengan apa yang kutulis. Aku hanya meluapkan pikiranku tentangmu.

Kamu, aku mencintaimu. Aku menyayangimu. Aku menyukaimu. Kau mencintaiku. Kau menyayangiku. Kau menyukaiku. Kau bilang begitu padaku. Aku tak bisa bicara sepatah kata atau sepotong suku kata apapun. Aku diam. Memikirkan apa yang harus kupikirkan. Kau benar-benar mencintaiku? Aku berpikir sepertinya kamu menilaiku terlalu baik. Aku merasa sedikit aneh kau mencintaiku. Karna aku memiliki sisi yang tak kau ketauhi. Aku ragu kau benar mencintaiku. Apa benar sudah tak ada secuil rasa cinta pada orang yang dulu pernah menjadi milikmu? Aku ragu. Tapi kuharap jawabanmu 'benar'. Yang kulakukan saat ini adalah menjaga perasaanmu. Agar  perasaanmu hanya untukku. Karna aku mencintaimu. 



Fathi Abida Nurunnafi Ghaniyaska

Minggu, 16 September 2012

Teruntuk Kamu

Yogyakarta, 16 September 2012


Hai kamu. Apa kabar? Baik-baik saja kan? Aku harap begitu. Mungkin aku tak perlu memberitahumu keadaanku seperti apa. Karna mungkin sampai kapanpun kau tak peduli.

Kamu. Kamu temanku. Ya, aku masih menganggapmu temanku. Tapi aku tak tau kau anggapku apa. Mantan teman? Mungkin. Tapi ingatkah? Dulu kau bukan anggap aku teman. Bukan sahabat. Bukan juga pacar. Semacam.... Begitulah... Sulit untuk kujelaskan, mungkin kau bisa menafsirkannya sendiri.

Aku ingin menanyakan perasaanmu saat ini. Apa kau marah padaku? Maaf kan aku jika aku pernah berbuat salah padamu. Aku minta maaf atas sifat keegoisanku. Aku harap kau mengerti. Aku bahagia mengenalmu. Lebih dari satu tahun aku mengenalmu. Hanya mengenalmu. Bukan memilikimu. Karna memang aku tidak ingin memilikimu.

Kau tahu? Aku saat ini merindukanmu. Dan kau harus tau. Sudah beberapa hari ini aku merindukanmu. Aku tak tau penyebabnya. Aku hanya merasakan aku merindukanmu. Merindu saat-saat kau mengagumiku. Bukan rindu untuk dijadikan kekasih. Tapi rindu saat kau menjadi temanku. Teman dalam kesepian ku. Teman dalam kesendirianku. Selalu ada untukku. Selalu membayangiku. Selalu berharap padaku. Kau pasti bertanya, mengapa aku tau semua itu? Karna aku mengenalmu lebih dari kau mengenalku sekalipun kau pengagumku.

Sekitar 1 tahun 3 bulan yang lalu. Aku mengenalmu. Perkenalan kita cukup lucu. Tapi aku tak harus menceritakannya disini. Awalnya aku tak peduli padamu. Tapi setelah kau berusaha untuk meyakinkanku. Aku mulai nyaman denganmu. Saat kau berada disampingku. Aku tak merasakan rasa apapun. Bahkan aku hampir mengabaikanmu. Lalu, kau mulai menyerah dan pergi meninggalkanku. Tapi disaat kau meninggalkanku, aku merasa kesepian. Saat kau kembali dan menurutku aku hanya sebagai pelampiasaan saat kau sudah tak berhubungan dengan perempuan itu lagi. Aku menerimamu, tapi lagi-lagi aku tak merasakan apapun hingga akhirnya kau pergi lalu kembali. Kejadian itu terus berulang. Aku tak mengerti. Tapi aku menikmati saat-saat kau mengagumiku. 

Saat kau melirikku. Saat kau memandangku. Saat kau menatapku. Bahkan saat pertama kali kau memanggil namaku dan berbicara denganku, itu adalah kejadian bersejarah dihidupku. Saat itu aku sudah memutuskan, mungkin aku menyayangimu, dan tinggal menunggu waktu.

Dalam tiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, aku menunggu waktu, seseorang datang dikehidupanku. Memberi perhatian lebih darimu. Aku menanggapi lebih dari aku menanggapimu. Aku mengabaikannya lebih sedikit dari aku mengabaikanmu yang terlalu banyak. Aku tau kau pasti marah, kau mungkin cemburu. Dan saat kau pergi meninggalkanku, kesedihanku tidak sama dengan kau meninggalkanku sebelum-sebelumnya. Aku merasa kau tak akan kembali. Dan memang benar, kau tak kembali.

Saat ini, aku merindukanmu teman. Ya, merindukanmu saat kau menjadi temanku. Mungkin jika aku tanya, kamu akan menjawab bahwa kita bukan musuh. Tapi perasaanmu mengatakan bahwa kita musuh. Kau berhak untuk marah padaku. Tapi kenyataannya kau yang meninggalkanku. Aku tahu pasti kau akan menjawab, "Kau adalah alasan aku aku meninggalkanmu. Kau yang membuat aku meniggalkanmu. Jangan salahkan aku". Ya, seperti itulah mungkin jawabanmu.

Saat kau membacanya, pasti bingung tentang apa yang ku tulis. Tapi memang kau akan membaca? Mustahil. Kamu, aku sangat merindukanmu. Semoga kita bisa bertemu dan kau akan memanggilku. Itu yang kurapkan. Mungkin itu saja yang ingin ku tulis, hanya ku tulis. Tidak menyampaikannya padamu. Sampai jumpa.


-Aku-

Senin, 20 Agustus 2012

Penyesalan dan Kata Maaf (end)

Maaf ya posting cerita lanjutannya agak lama. Lagi sibuk nih, yang lupa cerita sebelumnya bisa klik disini. Lanjut yuk, cekidot~

Hari ini aku berangkat sekolah dengan perasaan yang sudah tentram. Aku tak menyembunyikan rasa marah, dengki, dendam, bahkan benci pada Kesha. Aku memang marah pada Kesha, tapi itu kemarin, aku sudah memaafkannya. Saat aku masuk kelas, Dicky memperhatikanku. Aku acuh padanya dan tak memperdulikannya. Tiba-tiba dia menghampiriku, "Kamu kemana saja sudah 4 hari tak masuk?", tanyanya. Aku tak menjawab. Dia bertanya lagi, "Kamu kenapa tidak menjawab?". Aku masih belum ingin berbicara. Akhirnya dia menyerah dan kembali ke bangkunya. Bel berbunyi. Kesha belum juga terlihat. Sampai pelajaran dimulaipun dia belum juga terlihat. Mungkin saja dia tak masuk, tapi mengapa? Katanya memang sudah dua hari ini dia tak masuk sekolah.

Esoknya, aku sengaja untuk berangkat lebih pagi agar membuat Kesha terkejut. Awalnya aku merasa senang karena berhasilberangkat mendahului Kesha, tapi hingga bel masuk berbunyi, ia belum juga terlihat. Rupanya dia tak masuk lagi, namun kali ini berbeda, aku seperti mempunyai firasat yang buruk. Bu Siska mulai memasuki kelas, "Selamat pagi anak-anak", sapanya. "Pagi buuu!", seru kami menjawab sapaannya. "Anak-anak hari ini kita mendapat kabar buruk. Kesha yang sudah tiga hari tak masuk sekolah mendapat musibah, dia koma selama beberapa hari di rumah sakit dan sampai saat ini dia belum sadarkan diri. Ibu harap kalian bisa mendoakan Kesha agar cepat sembuh dan berkumpul bersama kita lagi. Disamping itu.......". Belum selesai Bu Siska melanjutkan pembicaraanya, aku sontak berdiri dan berlari keluar kelas, Dicky mengejarku, aku tak peduli, aku berlari, dia kali ini tak menyerah dan terus mengejarku. Tanganku tertangkap oleh genggamannya. "Sal, tunggu. Aku akan mengantarmu!". Aku tak kuat untuk melepaskan genggamannya dan terpaksa enurut permintaannya walau sebenarnya aku tak mau.

Sesampainya disana aku meninggalkan Dicky yang sedang mermarkir motornya, aku langsug berlari memasuki rumah sakit dan bertanya dimana kamar Kesha berada. Sambil mengusap air mata yang sejak tadi menetes, aku bergegas menuju kamar Kesha. Sambil berjalan, aku kembali panik. Tanganku gemetar. Jantungku berdetak begitu kencang, Aku takut. Aku menyesal. Aku hanya bisa menangis, "Jangan tinggal kan aku Sha, sebelum kujelaskan semuanya padamu!", teriakku dalam hati.

Akupun sampai didepan kamarnya. "Salsa ya? Silahkan masuk. Kesha sudah menunggumu dari tadi, kata sesosok wanita parubaya dengan senyum ramahnya. Itu ibunya. Aku tak mengerti. Mengapa semua orang yang berada didepan kamar Kesha menangis? Ayah dan Ibunyasaling berpelukan dan tak berhenti meneteskan air mata. Aku takut. Sangat takut. Air mataku yang tadi mengalir deras, kuhapus walau nafasku masih terisak. Rasa sakit didadaku terus kutahan agar tak meluap nantinya. Aku tak ingin Kesha melihatku dengan keadaan seperti ini.

Aku memasuki kamarnya, disitulah terbaring sosok perempuan yang ku kenal. Air matanya terus mengalir saat dia meihatku. Sangat terlihat bahwa selama ini dia terus menahan rasa sakit. "Ke....sha.... a..a..aku....", belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, dia tersenyum dan berkata, "Selamat tinggal Salsa, semoga kamu bahagia. Aku sangat senang menjadi sahabatmu." Kata-kata itu adalah kata-kata terakhir yang terucap dari mulutnya. Belum sempat aku bercanda, berdebat, tertawa bersamanya lagi. Semua berlalu begitu cepat. Aku menangis. Aku tak bisa menahan bendungan air mataku. Aku memeluknya. Sosok perempuan itu sudah memejamkan matanya, selamanya. Alat pengukur detak jantung sudah menunjukan bhwa jantungnya tak berdetak lagi. Nafasnya sudah terhenti. Tubuh yang saat ini ku peluk sudah kaku, tangan dan kakinya dingin. Aku mulai melepaskan pelukanku, aku melihat wajahnya. Senyuman manis itu terus terpancar pada wajahnya ditubuh tak bernyawa itu. Aku menyesal. Sangat menyesal. Rasa sakit ini tak bisa kutahan.

"Keshaaaaaaa! Maafkan aku! Aku menyesal Kesha! Aku belum mengucapkan itu padamu!", teriakku. Dicky memelukku. Memelukku sangat erat. Memang pelukan itu yang aku inginkan tapi tidak ku inginkan untuk saat ini. Aku merasa sesak. Aku tak menginkan pelukanini, aku hanya menginginkan Kesha. Siangnya jasad Kesha langsung dimakamkan. Aku sudah tak menangis. Walau ku tahu rasa sakit dihatiku masih terasa dan aku ingin sekali menangis tapi aku tak mau membuat Kesha sedih, aku ingin Kesha bahagia disurga, karna dia juga menginginkan aku bahagia disini. Setelah pemakaman Dicky meminta untuk mengantarkanku pulang, lagi-lagi aku menuruti permintaannya. Dicky bukannya mengantarku pulang tetapi dia mengajakku ke suatu tempat, tempat dimana Kesha menjelaskan semuanya pada Dicky. Tempat itu sangat indah. "Disini Kesha menjelaskan semuanya. Dia menjelaskan setelah kau melihat kami saat pulang sekolah. Dia menolak cintaku, lalu dia mengajakku ketempat ini. Ini tempat favorit kalian bukan? Aku jatuh cinta pada tempat ini. Tempat ini sangaaat indah.", jelas Dicky dengan mata berbinar sambil melihat pemandangan sekitar. Ya memang disini tempat favorit kami. Kami memang suka pemandangan. Hamparan sawah, ya kami sangat suka hamparan sawah. Aku belum menjawab ucapan Dicky. Aku membisu. Aku tak tau apa yang harus kukatakan. "Kesha menjelaskan semuanya tentangmu, Salsa. Semuanya. Tak ada yang terlewat. Rasanya Kesha tau semua tentangmu. Aku menyukaimu, Salsa. Lebih dari aku menyukai Kesha. Aku jatuh cinta padamu bukan karna permintaan Kesha saja, tapi dari hatiku yang paling dalam.", jelasnya lagi. Aku tak bisa bicara. Aku menatap Dicky. Dia tersenyum. Apa yang harus kukatakan?. "Ijinkan aku untuk menjadi pacarmu, Salsa..", sambungnya sambil menggenggam tanganku. Aku melepas genggamannya. "Maafin aku Dicky. Aku memang mencintaimu, sejak lama. Tapi aku tak bisa untuk menjadi pacarmu. Aku tak bisa bahagia denganmu sedangkan Kesha tak bisa melihatku bahagia", jawabku sambil terisak. "Dia bisa meihatmu bahagia, bahkan dia bisa merasakannya.", timpal Dicky. "Tapi aku yang tak bisa, maaf kan aku", balasku sambil menangis. "Tak apa, sudah tak usah menangis", katanya sambil mengusap air mataku dengan senyuman ramahnya. Tiba-tiba dia mengambil sepucuk surat dari kantongnya, "Ini surat dari Kesha, lebih baik kau membacanya dirumah. Ayo ku antarkan kamu pulang.", katanya. Sesampainya di rumah, aku membuka surat itu yang berisi..

     dear Salsa,
Maaf karena aku telah mengecewakanmu
Maaf aku tak bermaksud untuk mengkhianatimu
Kemarin, pernyataan cinta Dicky padaku ku tolak
Karena aku berjanji, aku selalu mendukungmu
Aku juga minta maaf..
Selama ini aku mengidap kanker paru-paru
Aku ingin menceritakan padamu selagi sempat
Namun ternyata waktuku tak sempat
Maaf aku tak bermaksud untuk merahasiakan ini darimu
Salsa... Terimakasih
Aku senang menjadi sahabtmu
Aku bahagia saat bercanda dan bertengkar bersamamu
Terimakasih kau mau menerimaku walau awalnya kau memembenciku
Terimakasih... hanya kamu yang memandangku berbeda
Terimakasih... kamu telah memeperlakukanku seperti manusia biasa
Terimakasih Salsa.. karnamu aku dapat tertawa bebas tanpa beban
Terimakasih.. kuharap kau tetap senang dan selalu riang
Semoga kamu tetap menjadi Salsa yag kukenal, tak pernah berubah..

-Kesha-

Surat itu membuatku kembali meneteskan air mata. Aku berjanji pada diriku sendiri untuku dan untuk Kesha agar aku tetap riang, senang, dan tak akan berubah seperti yang Kesha kenal. "Sama-sama Kesha. Aku juga senang menjadi sahabatmu. Aku menyayangimu..", bisikku dalam hati.


-TAMAT-

Minggu, 12 Agustus 2012

Penyesalan dan Kata Maaf (part II)

Kali  ini mau posting tentang lanjutan cerpen kemaren ya, yang belum tau bisa lihat disini :) So, enjoy reading guys;)

Behari-hari aku tetap duduk dengannya, Kesha memang orang yang cukup asyik, ramah, cerdas, terbuka, dan juga dermawan. Karena hamir setiap jam istirahat, dia selalu membagi sedikit bekal makanannya untukku, padahal aku juga sudah membawa bekal makanan. Terkadang, kalau ada pelajaran yang tidak aku mengerti, dia selalu siap menjelaskan kepadaku. Benar-benar hebat anak ini.

Tetapi tak semua itu berjalan lancar. Kami juga sering bertengkar karna masalah sepele. Pernah saat aku mengambil penghapus tiba-tiba Kesha merebut dan mangakui bahwa penghapus itu miliknya. Karena aku yang menemukannya, aku tak mau kalah dan aku memprotes. Akhirnya aku mengalah, ku berikan penghapus itu pada Kesha. Setelah itu kami masih memperdebatkan karet apa yang digunakan untuk membuat penghapus itu. Sering kali kami juga memperdebatkan sesuatu yang tak wajar untuk diperdebatkan seorang siswi SMA. Seperti siapa yang mengurusi masalah uang kenegaraan, masalah devisa negara, masalah demokrasi, hingga mahalnya ikan para nelayan. Aneh memang, tapi menurutku itu hal yang menarik.

Setelah banyak hal yang kami hadapi bersama, akupun merasa akrab dengannya. Alamak, pergi kemana keteguhanku bahwa aku tak ingin akrab dengannya? Entahlah, aku sudah tidak memikirkannya. Toh pepatah juga bilang bahwa manusia bisa berubah sewakttu-waktu. Tentu saja aku masuk dalam golongan manusia itu. Lagian Kesha juga sudah berjuang semampunya untuk tetap bertahan menjadi temanku dalam menghadapi sikapku itu, tak ada salahnya aku menghargai itu.

Hari ini, entah mengapa aku tak dapat mengalihkan pandanganku dari pujaan hatiku. Dicky namanya. Apa dia punya perasaan padaku? Apa aku bisa menyatakan cinta pada Dicky? Atau aku harus menunggunya untuk menyatakan cinta kepadaku? Entah. Aku tidak tahu jawaban dari semua pertanyaan itu. "Hei, kamu kok melamun? Ngeliatin siapa sih?", tanya Kesha yang mengagetkan ku. Kesha berusahan mencari-cari arah pandanganku kepada siapa. Aku hanya tersenyum kecil. "Dicky ya!", teriaknya. Sontak aku langsung menutup mulutnya, dan untung saja Dicky tidak mendengarnya. Aku berusaha untuk tidak salah tingkah dan menggoda Kesha untuk menutupinya, "Hah? Eh? Enggak. Hayoooo! Jangan-jangan kamu yang suka pada Dicky!". "Iya, aku suka padanya", jawab Kesha santai tapi penuh keyakinan. Mulutku menganga. Tubuhku lemas. Tak tau apalagi yang harus kukatakan. Bagaimana bisa kami menyukai orang yang sama? Apa aku harus merelakan Dicky untuk Kesha? Atau aku tak memerdulikan perasaan Kesha sehingga aku tetap menyukai Dicky? Hanya pertanyaan-pertanyaan itu yang muncul dalam pikiranku. Sepertinya Kesha mengerti raut wajah dan kepanikanku saat itu. "Tenang saja, aku hanya bercanda. Aku sangat mendukung rasa sukamu itu", sambung Kesha sambil mengedipkan satu matanya. Kami pun tertawa.

Akhir-akhir ini Dicky sering memandang ke arah bangkuku. Entah memandangi Kesha atau memandangiku. Tapi aku selalu berharap dia memang memandangiku. Kalau memang dia memandangi Kesha, yang kutahu Kesha selalu acuh. Akupun merasa lega dengan sikap Kesha terhadap Dicky. Alangkah baiknya Kesha. Beruntung sekali aku mendapatkan sahabat sepertinya. Sahabat sejati yang selalu mengerti perasaanku. Aku berencana untuk memberitahu pada Kesha tentang perasaanku pada Dicky.

Hari ini, sepulang sekolah Kesha sudah menghilang entah kemana, dia sama sekali tak berpamitan padaku. Karna memang kami biasa pulang bersama. Mungkin saja dia langsung pulang untuk pemotretan seperti beberapa hari lalu, namun hari ini aneh, dia tak berpamitan sama sekali. Akupun berjalan menuju gerbang sekolah untuk menunggu jemputan. Setelah lama menunggu, aku memutuskan untuk menaikki angkutan umum. Karna aku merasa malas untuk pulang terlalu cepat, aku memutuskan menunggu angkutan umum itu tidak ditempat seperti biasanya, aku ingin memutari kota terlebih dahulu. Saat perjalanan menuju halte angkutan umum, aku bertemu dengan Dicky. Senang bukan kepalang perasaanku saat itu. Namun perasaanku tiba-tiba menjadi rasa sakit karna aku melihat Kesha disana bersama Dicky. Sedang apa mereka?

"Kesha maukah kamu menjadi pacarku?", ucap Dicky sambil memegang tangan Kesha. Ucapan itu terdengar jelas ditelingaku. Kaget, sesak,sakit, bingung, kesal, marah, emosi, semua itu bercampur aduk memenuhi kepalaku dan perasaan-perasaan itu menggumpal dalam hatiku. Kesha yang tiba-tiba sadar akan kehadiranku, langsung menepis genggaman tangan Dicky. Dia berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Dia berteriak. "Salsa! Ini nggak seperti yang kamu lihat. Aku tak bermaksud apapun. Ini hanya......". Aku tak mendengarkan ucapannya lagi. Aku menutup telingaku dan berlari terus menerus tanpa mengalihkan pandanganku ke arahnya yang terus memanggilku. Dicky juga berusaha mengejarku, aku menghiraukannya.  Tanganku tertangkap oleh genggapan Dicky, aku melepaskannya, dan terus berlari sambil menangis. Perasaanku campur aduk.

Esoknya aku memutuskan untuk tidak berangkat sekolah. Pikiranku kacau, aku takut jika masuk sekolah aku tidak bisa mengikuti pelajaran. Kesha terus menghubungiku. Tapi aku acuh dan membiarkannya. Dua hari aku tak masuk sekolah, dua hari itu juga dia tak berhenti untuk menghubungiku. Hari ketiga, akhirnya dia menyerah dan tidak menghubungiku. Aku memikirkan sikap apa yang harus kuambil. Bagaimana harus mengambil keputusan yang bijak agar tak menyakiti siapapun? Aku merasa akan dikhianati. Setelah aku berpikir panjang. Akupun letih. Aku mengingat peristiwa-peristiwa menyenangkan bersamanya. Kesha adalah sahabat terbaikku. Dia tidak pernah sengaja menyakitiku. Dia baik padaku. Dia selalu mengerti apa yang kurasakan dan kupikirkan. Tapi apa yang dia lakukan tiga hari yang lalu. Dia tiba-tiba menghilang dan aku menemukannya saat dia bersama pujaan hatiku, orang yang kusukai, Dicky. 

Setelah beberapa hari tak masuk sekolah, aku memutuskan untuk masuk dan bercerita tentang apa yang kupikirkan. Dan kami pasti bisa bercanda, bertengkar, berdebat, tertawa bersamanya lagi.

Bersambung...

Jumat, 10 Agustus 2012

Penyesalan dan Kata Maaf (part I)

"Selamat tinggal Salsa. Semoga kamu bahagia", kata sesosok manusia sambil berisak memandangku. Aku tidak mengingatnya dengan jelas, namun rasa sakit dihatiku masih kurasakan. Wajahnya yang seperti terpaksa menampakan senyuman. Pandangannya yang seakan berat untuk berpaling dariku dan air matanya yang terus mengalir membasahi pipinya.

JEDEEEEEER!! Suara petir membangunkan dari mimpi yang tadi ku alami. Gelap. Suara hujan terdengar sangat keras. Listrik mati, mungkin memang sengaja dimatikan oleh pusat karena cuaca yang sangat buruk. Ku ambil lilin diatas almari, ku nyalakan perlahan. Sudah subuh ternyata. Akupun beranjak mengambil air wudlu dan menunaikan sholat subuh. Setelah itu aku melakukan rutinitas yang biasa dilakukan oleh seorang pelajar sebelum berangkat sekolah.

Akhirnya aku sampai disekolah setelah berjuang dengan kakakku untuk melewati licinnya jalan raya karena tadi pagi hujan turun sangat deras. Satu menit saja terlewat, aku bisa terlambat dan mungkin aku bisa berlari mengelilingi lapangan sebanyak 10kali. Sampai kelas, hatiku mulai tenang Capek memang, tapi tak apa asalkan aku tidak terjebak dalam hukuman maut itu. Namun sialnya, karena aku sampai disekolah sudah siang, tak ada bangku yang tersisa dikelas. Sebenarnya ada, tapi aku tak pernah menganggap bangku itu ada, karena terletak jauh dibelakang, pojok pula. Dengan langkah tergontai, aku harus bisa menerima kenyataan bahwa aku akan duduk dibangku itu, yang penting aku masih bisa menyimak pelajaran.

Tiba-tiba bel berbunyi. Dan Bu Siska memasuki kelasku dengan anggunnya. "Ya, anak-anak, kali ini kelas kita kedatangan siswi baru, mungkin sebagian dari kalian sudah mengenalnya karena dia ini seorang model disalah satu majalah remaja.", kata Bu Siska dengan senyum merekah diwajahnya. Disaat seperti ini saja, beliau ramah. Andai saja disetiap jam pelajarannya pasti tidak sedikit siswa yang senam jantung, papan tulis yang terbelah akibat pukulan mautnya dan penghapus yang hilang entah kemana akibat lemparan hattricknya.

Kelas sontak mulai riuh. Siswa perempuan mulai bergosip ria menebak siapa yang akan menjadi siswi baru dikelas ini. Sedangkan siswa laki-laki sibuk bercermin, menyisir rambut, bahkan tak sedikit dari mereka yang mulai menulis. Rajin sekali, tapi sayang, bukannya menulis pelajaran melainkan menuliskan puisi ataupun surat cinta untuk siswi baru itu. Pelajar jaman sekarang memang ajaib sekali.

Bu Siska mulai menenangkan kelas yang gaduh itu, "Diam anak-anak!", teriaknya. Sontak kelas langsung hening. Tiba-tiba masuklah seorang gadis cantik, manis, putih, tinggi, dan seperti penampilannya, dia terlihat orang kaya. Tetapi menurutku kecentilan, kegenitan, dan terlalu banyak gaya, itu membuat kesempurnaan fisiknya runtuh. "Kenalin, namaku Kesha. Umur 15tahun. Hobbyku keliling dunia dan punya banyak cowok. Kalau ada yang mau daftar SMS aja ke nomor 081888675555, jangan lupa ketik 'hai' (spasi) 'cantik', dan satu lagi jangan lupa nyebutin nama pengirim ya", katanya untuk memperkenalkaan diri,

Kelas gaduh kembali. Siswa laki-laki langsung mencatat nomor itu, tapi tak banyak juga yang mengusir teman sebangku mereka agar siswi itu bisa duduk disebelah mereka. Aneh sekali dia, Percaya dirinya sangat tinggi. Jangan sampai aku akrab dengannya. Naudzubillah, pasti dia orang yang sangat menyebalkan, gumamku dalam hati. Sudahlah, kualihkan pandanganku pada sosok pujaan hatiku. Ah dia melihatku, senangnya hatiku. Andai dia tahu perasaanku yang sebenarnya.

Sedang asyiknya melamun dan memikirkan pujaan hatiku itu, tiba-tiba sesosok manusia menghampiri bangku ku dan berkata, "Hei, aku bolehkan duduk disebelahmu?". Aku tersentak kaget. Apa??? Inikan orang aneh itu, Siapa namanya? Kesha? Ah aku tidak peduli siapa namanya. Lalu apa yang harus ku katakan? pikirku. Spontan bibirku bergerak dan membentuk suara, "boleh kok". Alamak, apa yang kukatakan tadi? Bisa-bisanya aku menyanggupi kata-katanya. Baik, cukup hari ini saja. Besok jangan sampai aku duduk dengannya lagi.

Tadinya aku mengira Kesha anak yang cerewet, heboh, banyak tingkah. Tapi ternyata selama pelajaran dia hanya diam. Alamak, kemana rasa percaya dirinya tadi? Menarik juga anak ini. Tapi jangan sampai aku akrab dengannya. Jangan sampai. Aku harus menampilkan kesan buruk padanya bahwa aku tidak mau akrab dengannya. Dia mengajakku bicara, aku hanya menjawab singkat. Dia bertanya sesuatu, aku menjawab dengan nada ketus. Dia melucu, aku hanya tertawa namun hanya pura-pura, bahkan aku tidak tertawa sekalipun. Kejam, tak adil, aku tahu. Tapi aku punya batasan tersendiri untuk tidak berteman orang seperti dia.

Esoknya, aku sengaja berangkat siang tapi tidak terlambat. Aku melakukannya agar aku tak duduk dengannya lagi. Tak apa duduk dibangku menyebalkan itu, asalkan aku tak sebangku dengan anak itu. Toh dia juga berangkat pagi, pastilah dia akan duduk didepan bersama teman sebagku barunya. Namun tak kusangka, ternyata dugaanku salah. Salah besar. Rencanaku gagal. Memang, dia duduk dibangku depan tetapi dia telah mengosongkan satu bangku sampingnya untuk kududuki. Hebat. Ternyata dia cukup sabar menghadapi perlakuanku ini. Atau mungkin tak ada yang mau duduk dengannya? Entahlah, aku sangat sial.

Bel istirahat berbunyi, aku bergegas mendatangi salah satu bangku temanku dan bertanya, "Apa tadi tidak ada yang mau duduk dengan Kesha? Kenapa bangku sebelahnya kosong?". "Tidak. Tadi justru banyak yang ingin duduk dengan Kesha, tapi dia bilang bangku itu untukmu." Alamak, apa yang dia lakukan? Kesha memang anak yang aneh.....

Bersambung...

Sabtu, 09 Juni 2012

They...

Hai, selamat malam minggu semuanyaaaaaa. Ehem, oke, karna aku orangnya baik hati, jadi aku berusaha menghargai para jomblo. Jadi selamat sabtu malam bagi jombloers (baca: para jomblo). Hahahaha.. oke, aku juga jomblo kok._.v

Okey.. Malam ini mau posting tentang "mereka". Mereka siapa? Penasaran? Makanya simak :p. Aku malem ini posting tentang Sun Family sama anak 9B, terutama cewek. Yang cowok lain kali ya._.v. Karna dipostingan sebelumnya aku cuman bahas Sun Family sama 9B dikit, jadi sekarang mau lebih detail.. Cekidot..

      ~Sun Family~

Sun Family. Sun Family diambil dari kata "Keluarga Matahari". YAIYALAAAAH. Katak kayang aja juga tau. Haha oke, tapi emang bener kan Sun Family diambil dari kata Keluarga Matahari, karna emang itu bahasa inggrisnya ._.v. Kenapa kita pilih nama dari kata Keluarga Matahari? Sebenernya aku gatau juga kenapa, cuman tiba-tiba Dina langsung namain aja gitu Keluarga Matahari, jadi tanya Dina aja. Tapi, kalo dikaitin, kenapa kita bisa namain Keluarga Matahari aku tau. Matahari itukan cerah, terang, berseri, penuh semangat, dapat dipercaya, jujur, dan nyaman dikaki. Itukan cucok banget sama kita. IYA ITU SEMUA KITA BANGEEET! B). Sori nggak santai-_-v. Dari pada bingung sama kata-kata ku yg ga penting banget tadi, mending aku jelasin siapa ajasih anggota dari  Sun Family? Okey, Cekadit...

1.) Berty Istijabah Putri as First Sister

Kita (aku, dina, abi) biasa panggil dia Mbak Berty. Mbak Berty ini baiiiiiiiiiiiik banget. Udah gitu dewasa. Terus mbak berty ini paling enak diajak curhat. Aduh, kalo curhat sama dia itu nyaman deh. Berasa duduk di sofa. Terus kalo ngasih solusi ituuu.. beeeeh... absurd abis  dewasa abiiiis.. Dia itu juga sering bimbing adek-adeknya. Dan kalo udah jadi eMbak itu ya bertanggung jawab. Oke, apalagi ya? Saking-banyaknya-baik-bangetnya, jadi bingung dan salting mau jelasin :>. Pokonya seneng banget punya embak kaya dia deeeh. Makasih buat selama ini mbak ber tersayaaaaaang~ ({}) :*

2.) Mochamad Abi Karami as Second Brother
Abi. Hahaha gatau kenapa aku ketawa ._.v. Abi ini orang baik banget. Terus ga kalah dewasa sama Mbak Berty. Padahal umurnya gajauh dari aku, cuman beda sekitar 5bulanan. kaya ibu hamil ya 5 bulanan -_-v. Kalo curhat sama Abi itu enak banget. Kalo ngasih saran juga nggak absurd-absurd banget. Terus dia itu juga lucu. Lucu humoris maksudnya. Sering bangetlah ketawa kalo sama dia. haha aku lebay ya? yagitudeh. Dulu pertamakali aku panggil dia itu 'Mas Abi'. Terus sempet 'Bang Bi', Terus ganti lagi 'Kak Abi'. Hahaha jangan ketawa ya, itu aku masih polos. Tapi sekarang lebih enjoy manggil nama tapi aku masih menghormati dia kakakku :). Gitu duluya, bingung apa lagi._. Pokonya abi ini orangnya, baik, asik, lucu, humoris, dewasa, rada bijak. apalagi ya? mau tau? kenalan gih sama dia. Bisa hubungin Nada. Nada itu pacarnya ._.

3) Rhizky Annisa Ridyna Gunaedi as Third Sister
Dina. Dina apaya? Dina kan udah aku jelasin dipostingan sebelumnya. Jadi diskip aja yah? Oke skip :p (Ampun din. Ampun ._.v)

4) Rachma Novita as GrandMother
Norim. Hahaha tuhkan ketawa lagi. Norim itu panggilannya. Kenapa bisa Norim? Karna Norim itu singkatan dari Novita Morimoto. Soalnya jaman dulu dia suka personil boyband Jepang Hey!Say!Jump!. Namanya Ryutaro Morimoto. Gatau mungkin saking fanatiknya atau mau bedain namanya, karna kebetulan sekelas ada yg namanya Rahma juga. Bedanya ga pake C. Norim itu di Sun Family jadi Nenek kita. Gak tau pastinya dari mana, cuman kaya cucok aja (Ampun rim ._.v) Yagitudeh.. Norim ini orang lucuuuuuu banget. Kocaaaaaak banget. Humoriiiiiis banget. Pokoknya temen-temennya humoris deh. Dia ini juga baik, pengertian, setia (lho?) bukan, ya dia ini baik banget, kadang dewasa juga, mau tau lagi? Makanya kenalan sama dia, bisa hubungi Vidi. Vidi itu tukang kebunnya. Eh bukan, pacarnya (Ampun Vid._.v)

5) Utas Harguna Liani as GrandFather
Utas. Hahahaha aku ketawa lagi. Utas ini orangnya lucuuuuu banget. Jiwa komedinya itu udah melekat dalam dadanya *eh. Dalam jiwanya maksudnya. Utas ini orang baik, kadang dewasa, kadang enggak. Terus gatau kenapa kadang dia itu juga kecewe-cewean gimanagitu. Gatau bawaan dari lahir atau dari jiwanya. Tapi itu jelas bagian dari komedinya. Tapi gatau juga, siapa tau beneran (Ampun tas ._.v) Dan yang harus kalian tau, bokongnya Utas ini SEMOK. BANGET MALAH. Oke, ini ga santai, ntar dikira malah napsu. Yagitudeh bokongnya, mau liat bokongnya? Ketik REG (spasi) SEMOK kirim ke Utas, jangan lupa bawa seperangkat alat solat ya ._.

6) Himawan Adrian Satriya Putra as Father and Mother
Gatau itu nama panjangnya bener apa enggak._. Hima ini sebenernya cowok, tapi gatau kenapa kita anggepnya itu jadi Bapak sekaligus Ibu. Trus malah pada bilang dia itu punya ganda. Jadi dipanggilnya Bapak sama Ibu. Ga tau sekarang hima masih dianggep jadi bapak atau enggak._.v makanya aku tulis terakhir. Ya sebenernya hima ini orangnya baik, sukanya curhat, dan gendut (ampun him._.v) gitudeh si Hima. Makanya kenalan sama dia. Tinggal hubungi Yoan. Karna Yoan itu Pacarnya.

Okey. Keanam-enamnya udah aku sebutin dan diantara 6 orang itu yg jomblo cuma aku, dina, mbak berty. *Jlebb! iya, yg mau jadi pacar kita silahkan pergi yaa. Hahahahaha. Hmmm.. yang aku inget dari mereka ini, mereka pernah kasi aku kado. Kado ulang tahun. Isinya ituu.. Kasih tau ga ya..  enggak deh._.v

Okey, itu aja ya. Semoga bermanfaat. Selamat malam semuanyaaaaa *kecup*

Senin, 04 Juni 2012

She and Me

Hallo selamat malam semuanyaaaa. Maaf posting malem banget. Soalnya insom nih terus kebetulan juga lagi kesepian -_-. Yap. Alhamdulilaaah. Akhirnya aku lulus dan udah jadi ex-SMP 3 Yogyakarta. Dan, kalo menurutku sih hasilku ga memuaskan dan aku kecewa. Tapi setelah dipikir-pikir buat apa aku kecewa. Toh ini hasil kerja kerasku. Jadi mungkin aku harus lebih menghargai hasil kerja kerasku sendiri.:)

Ngomong-ngomong disini aku mau posting tentang dia dan aku. Yap, dia ini aku maksudkan buat temenaku SMP 3. Sediiiih banget rasanya kalo mau pisah gini. Yaampuuuun. Dan sedih lagi abis baca blog ini. Iya. Itu blognya dina.
Disitu aku bener-bener speechless banget bacanya. Aku sayang banget sama Dina. Kalo boleh, aku kenalin dulu siapa dia. Rhizky Annisa Ridyna Gunaedi. Biasa dipanggil Dina. Orangnya kecil, lucu, cantik, imut, unyu gimana gituuu. Iyakan, ciri-cirinya persis banget difoto? Selama 2 tahun sama dina, itu apa ya? ya gitudeh. Aku cuma mau bilang kalo dia itu baik banget banget banget. Berasa malaikat. Dia itu dewasa walaupun umurnya ga jauh dari aku. Dia juga suka ngalah. Aku udah anggep dia sebagai kakak. Dan aku seneng banget punya kakak kaya dia. Ga bisa bayangin bentar lagi bakal pisah sama dia. Perasaan barusan kemaren aku sama dina ketawa bareng di bis waktu perjalanan ke Bali. Perasaan  baru kemaren aku sama dina ketawa-ketawa waktu ngerjain tugas, becanda waktu ulangan, ketawa-ketawa waktu kita duduk ga nyampe. Sumpah kebaikannya dia itu banyak banget,. Dia itu mau aku suruh temenin buat berangkat pagi. Dan asal kalian tau, yang ngedesign blog ini itu dina. Mungkin blog ini theme ga bakal aku ganti buat kenangan dina. Dan 1 kenangan lagi yg mungkin susah ilang itu benjol dikepalaku. Yap, benjol dikepalaku itu yg benjolin dina. Dan saat itu kita malah ketawa. Karna emang sesuatu yg ga lucu itu pasti buat kita ketawa. Aneh emang, tapi itu emang kita.  Dina, aku cuman mau bilang makasih sama kamu selama 2 tahun ini. Makasih kamu udah mau jadi temen sekaligus kakak bagi aku. Maafin kalo misal aku egois sama kamu. Maafin kalo aku misal sering kagolin kamu. Maafin semua kesalahaku ya din. Karna aku nglakuin itu mungkin buat nunjukin rasa sayangku ke kamu. Dinaaaaa. mkasih banyaaaaaaak. :')

Nggak lupa aku makasih buat anggota Sun  Family. Yap, Mbak berty, abi, norim, utas. Makasih banget buat kalian. Makasih aku udah jadi bagian dari Sun Family. Makasih selama ini udah nganggep aku adek. Seneng banget punya kakak-kakak kaya kalian. Seneeeeeeng banget. Aku sayang kalian. Aku bakal nyimpen terus boneka 'smile' itu :') sukses terus buat kalian. :) Dan buat anak 9B, makasih banyak buat kalian. Makasih udah buat aku ngerasa ada. Seneng bisa berasa diantara kalian. Kalian semua baik-baik, ceria, kompak. Aku sayang kaliaan.. Aku ga bakal lupain kalian :) Maaf ya kalo aku rada lebay. Makasih buat andru, anggun, arsya, berty, desi, dian, fikar, fahri, febry, iman, guntur, hima, anis, abi, widi, lutfi, sulkhan, khansa, ica, nadha, prawida, norim, rahma, rtih, anggre, dina, ridho, sita, utas, wulan, yoan, yulis, zakki, candra. Sayang kalian semuaaaa... 

Yaudah, gitu dulu yaa. Jujur, aku posting ini sambil nangis, gatau kalo yg baca nangis juga apa enggak ._.v Selamat malam semuanyaaaa :))))

Jumat, 25 Mei 2012

Dag Dig Dug

Hai.. Selamat siang hampir sore semuaa.. Buat postingan yg dijanjiin beberapa minggu yang lalu yang mau ngebahas tentang si dia itu diskip dulu ya. Kapan-kapan deh janji ._. Oke. Judul diatas emang agak gimana gitu ya. Kayak judul lagu ya? Bodo amat. Lagian emang yang mau dibahas rada bikin dagdigdug kok. Ada yang ga tau maksud dag dig dug? Yang ga tau, aku kasih tau, dagdigdug itu maksudnya deg-degan. Deg-degan ga tau juga? Deg-degan itu semacam harap-harap cemas, campur grogi, campur nerves, campur gugup, campur takut, dan jadilah gado-gado dengan minuman es campur. Enggak, bukan itu kok. Ya gitulah, kalo ga tau nanya sama IronMan aja-_-

Jadi yang bikin dagdigdug itu bukan karna cowok atau siapa. Tapi karna pengumuman KELULUSAN UN SMP tahun 2012. Yap, disini aku bener-bener takut, deg-degan gimana gitu. Mungkin bukan cuman aku, murid SMP lainnya juga bakal gitu pasti. Pasti pada ga maulah ngecewain dirisendiri, orang tua, sodara-sodara. Ga mau kan? Apalagi ngecewain orang tua. Ga tega banget ngeliat mereka sedih, kecewa, sama nilai kita. Padahal mereka mungkin berusaha sekuat tenaga buat nyemangatin kita, ngelesin kita, pokoknya ngasih terbait buat kita sekarang dan nanti. Makanya, disini bener-bener deg-degan banget.

Nah, disisilain, aku juga berusaha menikmati masa-masa kayak gini. Masa-masa ga ada pelajaran. Masa-masa teserah kita mau masuk sekolah atau meliburkan diri. Disini itu masa-masa paling enak deh buat pelajar. Walaupun setengah persennya masih mikirin hasik kelulusan tadi, tapi setidaknya setengahnya sisanya bisa kita nikmatin buat masa-masa surga dunia bagi pelajar ini. Oh indahnyaaa..

Makannya itu, disaat seperti ini. Disaat-saat deg-degan nunggu pengumuman, kita harus bisa menikmati masa ini, karna ini cuma dapet terjadi sekali dalam seumur hidup. Nggak mungkinkan waktu kita dewasa terus pengen balik lagi ke masa ini dan jadi murid SMP lagi? Nggak akan bisa. Dan disaat surga dunia para pelajar ini juga harus di nikmati. Kalo yang satu ini jangan sampe ketinggalan lah :p. 

Mmm.. kayaknya itu aja yaa. Intinya, kalo hasilnya nggak memuaskan, berusahalah mensyukurinya walau emang beraaaaat banget. Tapi yang jelas, aku berdoa buat semuanya tulus dari dalam hati, aku sama temen-temenku lulus 100% dengan nilai paling baik. Amiiin.. :) Yaudah aku pamit ya. Dadaaaaah~

Broadcast~

 hai temen2 pecinta afiek, aku mau broadcast nih hehe
follow blog temen aku ya >> raridyna.blogspot.com << anaknya asik, dia yg bikin blogku jd gini :3 baik yaaa imut lagi :D di follow yaaaaaaa
Arigatou gozaimasuuu X3

Jumat, 18 Mei 2012

Satu Kata, Kagol.

Selamat malam semuanya. Basa-basinya biasa aja ya. Lagi badmood nih. Ya cara menghibur lagi badmood ya mungkin cuman nulis. Yaudah, disini aku mau cerita tentang 'kagol' aja ya?

Yap. Kagol. Satu kata yang sederhana, tapi kalo dirasakan bisa dibilang nyesek juga. Kalo kita kagol itu rasanya nggak enak. Langsung badmood. Buat nglakuin apa-apa ga enak. Kayak aku sekarang. Tapi sebenernya ada juga kagol yang buat bercanda. Kayak aku sama temen-temenku, kita kagol-kagolan buat lucu-lucuan. Jadinya ya pasti asik dan seru banget. Tapi sayangnya aku kagol beneran. Rasanya itu kaya kita dikagolin sama orang. Ya pikir sendiri deh ._. Maaf ya kalo misal rada giman gitu. Tapi aku nulis ya emang pikirannya lagi begini. Kayak orang boker tapi ngedennya sambil nyanyi. Nah loh, gimana itu jadinya? Nanya ke Kak Seto aja kalo nggak tau. *depresi kagol*

Tapi, asal kalian tau, buat orang kagol itu rasanya enak banget. Kayak plong gimana gitu. Kalo menurutku sih. Gak tau juga yang lain. Tapi kadang juga nggak enak sama orangnya. Bodo amat juga sih. Salah siapa bikin kgol duluan-_-

Mungkin waktu baca, kalian bertanya-tanya, "Sebenernya ni orang cerita kalo dia kagol itu kagol kenapa sih?". Iya, aku kagol karna seseorangg. Seseorang penganggu. Gitulah. Bikin males. Nggak tau diri banget. -___-

Maaf ya, mungkin disini cuma buat pelampiasan aja. Nggak maksud buat pamer kalo aku kagol sih. Yaudah. Selamat malam semuanyaa.. InsyaAllah, janji deh postingan selanjutnya bahas dia. Cuman agak malu sih. Tapi tungu aja deh. Happy Friday. Happy FreeDay night :))

Minggu, 06 Mei 2012

Cowok Pemberi Harapan Palsu

Selamat malam semuanyaaaa.. Hari ini mau posting tentang cowok pemberi harapan palsu. Tapi disini bukan mau mendefinisikan PHP(Pemberi Harapan Palsu) itu apa. cuman menyampaikan opini aja :)

Iya. Asal kalian tau, aku ini cewek korban PHP. Dan kalian tau rasanya? Rasanya itu kayak kita dikasih harapan palsu sama cowok. Ya, itu rasanya. Bayangin aja sendiri rasanya gimana.Yang penting kalo dikasih harapan palsu itu pertamanya hati dibuat melayang ke angkasa setinggi mungkin dan tiba-tiba dihempaskan ke bumi. Rasanya gimana? Sakit. Mungkin kalo beneran aku udah mati. Dan, ini hati. Hati manusia yang punya perasaan. Rasanya hati aku itu udah dikoordinasiin. Aku nggak tau maksud dikoordinasiin itu apa, tai menurutku, kata-kata itu keren :3

Cowok PEMBERI HARAPAN PALSU itu perlu dikasih undang-undang biar mereka nggak seenaknya mempermainkan hati para cewek-cewek yang sok lemah ini. Semua itu karna Kartini. Kartini hebat. Dia menciptakan emansipasi wanita. Emansipasi yang membuat cowok sama cewek itu sederajat. Tapi aku yakin, Kartini nggak pernah dikasih harapan palsu. Dan aku nggak tau hubungannya Kartini sama cowok pemberi harapan palsu apa..

Itu aja. Mungkin dibilang cuman dikit ya? Biarin. Lagian capek juga nulis. Semoga bermanfaat. Tapi dipikir-pikir nggak ada manfaatnya juga. Cuma kalo disampein didepan gedung MPR kesannya keren ya. Tapi nggak ada manfaatnya juga.

Yaudah, aku Afiek. Melaporkan dari hati yang paling dalam, dan aku cewek takut empang, Pamit. :) Cabcus cyiiin~



                                                                                                                                Wassalam,
                                                                                                                         Greyson Chance's Girlfriend

Sabtu, 05 Mei 2012

Postingan Pertama

Selamat malam semuanyaaa~ Selamat bermalam suram bagi para jomblo dan selamat bermalam minggu bagi yang punya gebetan, pacar, sampe selingkuhan..

Dan.. Selamat datang di blog ku~. Mungkin keliatan telat kali ya.. Hari gini masih postingan pertama. Tapi yaudahlah. Selamat membaca par blogger.. Enjoy~ :))