Kamu tahu, mata ini berbinar ketika aku melihat gelak tawa saat kita bercanda. Mungkin kamu tak sadar aku melihat selengkung pelangi di matamu saat berkisah tentang hidupmu semua yang kamu tahu. Apa yang aku katakan sebagai respon ceritamu itu seperti motivator menceramahi audiencenya.
Namun yang aku rasakan, aku melakukan semuanya atas nama rasa. Rasa berupa degub kencang ketika kepalamu begitu dekat dengan pundakku saat duduk berdua. Rasa berwujud gugup saat kamu antusias mengajakku berbicara untuk bercerita. Dan rasa berbalut cemburu ketika kamu dekat, tapi bukan dengan aku.
Kadang, sepasang lelaki dan perempuan lupa bahwa mereka hanya sekedar teman, tidak lebih. Yang lebih hanya rasa di antara mereka. Kadang juga, dalam sebuah pertemanan dua manusia saling memiliki rasa dan saling menyangkal pula itu cinta. Seperti yang aku rasakan kepadamu.
Jika tidak, mengapa seorang teman bisa secemburu ini? Seperti aku kepadamu, apakah kamu merasakan hal yang sama denganku? Ya, teman. Antara sebuah hal indah yang bisa mendekatkan aku dengan kamu. Atau hanya sebuah omong kosong yang menjadi penghalang bersatunya hatimu dengan hatiku.
Seribu tahun, aku akan menunggu...
- Dara Prayoga -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar